Rabu, 25 November 2015

Peternakan Penyumbang Terbesar Pemanasan Global

Gas Utama Penyebab Pemanasan Globalk :
Gas Rumah KacaMasa HidupEfek PemanasanSumber
Metana8 tahun (pendek)72 kali dari karbon dioksida37% bersumber dari industri ternak (gas dlm perut, sendawa)
Karbon dioksida > 1.000 tahun (panjang)1Akibat samping dari perkembangan ekonomi
Dinitrogen oksidaLebih dari 100 tahun (panjang)296 kali dari karbon dioksida65% bersumber dari industri ternak (kotoran)
Metana mengikat panas sedikitnya 72 kali lebih kuat daripada karbon dioksida, dalam periode rata-rata lebih dari 20 tahun. Sumber metana yang terbesar berasal dari industri peternakan, yang kebetulan merupakan salah satu penyebab utama dari pemanasan global yang harus dihentikan. 

Mengembangkan energi berkelanjutan membutuhkan waktu. Kita pertama-tama harus menghentikan produksi metana yang mempunyai masa hidup yang pendek. 

Kita masing-masing mempunyai kekuasaan untuk memilih tidak makan daging.

Kegentingan dari perubahan iklim menghendaki agar kita bertindak dengan bijak dan segera.


menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%)." Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam. 


Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.
Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi satu kilogram daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo Bagian dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. 

Menurut FAO adalah sebagai berikut :
1. Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
a) Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya.
b) Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG).
c) Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan.
d) Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.
e) Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya



2. Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
a) Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
b) Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
3. Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
a) Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
b) Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.


Solusi nomor satu adalah menerapkan pola makan vegan.

Pola makan vegan dapat menyelamatkan dunia dan secara efektif menurunkan temperatur atmosfer. Itu akan mengurangi metana dan gas rumah kaca lainnya yang mengancam keberadaan kita.

Dari semua kebijakan dan tindakan yang paling melindungi lingkungan, paling penuh kasih, paling berkepahlawanan, dan paling menyelamatkan kehidupan adalah pola makan vegan organik. Ini juga lebih baik bagi kesehatan kita semua. Ini adalah jaminan jangka panjang untuk melawan perubahan iklim. Kita harus menjadi solusi dan mendorong orang lain dengan semua data ilmiah, data fisik dan moral yang tersedia dan meyakinkan, sehingga mereka juga akan melakukan hal yang sama. 

Menerapkan pola makan berbasis nabati dapat mengerem 80% pemanasan global, menghapuskan kelaparan dunia, menghentikan perang, mempromosikan perdamaian, dan itu akan menyelamatkan air serta sumber daya alam berharga lainnya, serta menawarkan sebuah kelangsungan hidup bagi planet dan manusia.




Sumber :
http://www.pemanasanglobal.net/surat/Gas-utama-penyebab-pemanasan-global.htm
http://devil88-belajarberbagi.blogspot.co.id/2010/04/industri-peternakan-yang-menyebabkan.htm1
http://www.orbitdigital.net/article/wah-ternyata-cuaca-tidak-menentu-akibat-dari-pemanasan-global
http://wwwgoogle.com


Tidak ada komentar: