A.
Pengertian Efek Rumah Kaca Istilah efek rumah
kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari
pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan
rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim
dingin.
Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan. Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan. Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
GAS RUMAH KACA.
Uap air Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul
secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca.
Ø Karbondioksida Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas
ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu
untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.
Ø Metana Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas
alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-hewan
tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan.
Nitrogen oksida.
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat
kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Ø Gas lainnya Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses
manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium.
Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk
busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan.
Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan
klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas
atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi ultraviolet).
B.
Poses Terjadinya Gas Rumah Kaca Secara
sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca dimulai saat panas matahari
merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian
panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang
berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan
bumi, tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
C.
Penyebab Timbulnya Efek Rumah Kaca Efek rumah
kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas
rumah kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Gas
rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan
manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas
rumah kaca di atmosfer adalah gas- gas buang yang teremisikan ke angkasa
sebagai hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya selama ini.
Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca
diantaranya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi
dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa
secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan
gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun
mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan
juga mengemisikan gas rumah kaca. Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai
berikut, lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir,
stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian
yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari
tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek
(sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang
lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam
troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga
hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan
radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam
lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima
bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan
kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian
diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan
(CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan
troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi
naik, terjadilah efek rumah kaca.
D.
Akibat yang Ditimbulkan oleh Efek Rumah Kaca 1.
Dampak negatif 2. Dampak positif
Dampak Negatif
:
- Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer.
- Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
- Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
- Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
Dampak Positif
- Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
- Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil.
- Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota- kota besar mulai dilakukan. d. Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.
E.
Solusi Untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca Contoh
nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari:
ü
Penggunaan alat listrik. Menghemat penggunaan
Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00. Memadamkan listrik jika sedang tidak
digunakan. Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk
lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung
cahaya matahari. Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat
ketiduran. Memakai alat-alat elektronik
dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
ü
Penggunaan Kendaraan Bermotor. Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor. Mendukung petani lokal, Memperbaiki kualitas kendaraan,
melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.
ü
Go Green.
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan
juga penanaman tanaman.
ü
Pengelolaan sampah. Mengurangi penggunaan
sampah. Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Menghemat
penggunaan kertas. Mengurangi penggunaan tisu. Mengurangi konsumsi daging sapi.
Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak
pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan
pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi, maka
akan semakin banyak jumlah kotorannya. Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam.
Membuat kompos.
ü
Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca Dengan
cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah kaca. Mulai
saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk bepergian. Bahaya
efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika
upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara
bersama-sama dan terus- menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat
dikurangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar