Sampah
di DKI Jakarta dapat dikatakan sebagai bencana buatan terbesar Jakarta. Volume sampah yang berada di DKI Jakarta
terdapat sekitar 5.832,51 ton seperti yang dilansir Tempo.co pada Agustus 2013
dan jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat setiap harinya, walaupun
terkadang jumlah itu berkurang drastis ataupun bisa meningkat drastis.
Bisa dikatakan tergantung pada situasi atau musim tertentu yang sedang terjadi. Sering kita temukan beberapa tumpukan dan gundukan sampah yang terdapat di pinggir jalan maupun di sekitar aliran sungai di DKI Jakarta, itu bukan lagi hal yang tabu untuk kita.
Bisa dikatakan tergantung pada situasi atau musim tertentu yang sedang terjadi. Sering kita temukan beberapa tumpukan dan gundukan sampah yang terdapat di pinggir jalan maupun di sekitar aliran sungai di DKI Jakarta, itu bukan lagi hal yang tabu untuk kita.
Banyak
faktor yang menyebabkan masalah sampah.
Faktor tersebut meliputi bencana alam, kerakusan manusia, pembuangan
sampah tidak pada tempatnya, dan lain sebagainya. Berbagai cara pun telah dilakukan untuk
mengatasi masalah sampah, tapi masih kurang efektif dikarenakan masih kurangnya
kesadaran manusia untuk hidup sehat terbebas dari sampah yang dapat merugikan
manusia dan lingkungan. Perlu adanya
sosialisasi terhadap masyarakat yang bermukim di daerah yang bisa dikatakan
rawan kumuh dan lokasi sampah yang melimpah.
Sosialisasi bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa betapa pentingnya
menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat dan indah. Gas-gas yang dihasilkan
selama degradasi atau pembusukan sampah dapat membahayakan kesehatan, karena
kadang-kadang proses pembusukan ada yang mengeluarkan gas beracun yang tidak
sedikit yang dapat menyebabkan polusi udara disekitar. Dapat menimbulkan
berbagai wabah penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat atau
serangga lainya, binatang-binatang seperti tikus, kecoa, kucing bahkan anjing.
Selain
memberikan sosialisasi betapa pentingnya menjaga lingkungan dari sampah,
sebaiknya juga diberikan pengarahan untuk mengelolah sampah. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan atau pembuangan dari material sampah. Lebih utama material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dapat
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau bisa juga
radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Berbagai
wilayah di Indonesia banyak yang menerapkan pengelolaan sampah mandiri. Walaupun tidak semua wilayah menggunakan nama
dan program yang serupa, namun tujuannya sama yaitu agar dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan juga menghindari tumpukan sampah yang menimbulkan
efek negatif bagi manusia dan lingkungan.
Inilah
contoh mind mapping mengenai pengelolaan sampah dengan bijaksana serta
sosialisasi untuk menghimbau para warga untuk memanfaatkan sedikit saja peluang
untuk bisa mengelola sampah agar tidak menyesal di kemudian hari :
Dalam contoh gambar peta pemikiran diatas, menurut saya inilah skema yang paling efisien untuk dapat
digunakan di berbagai daerah. Karena pengolaan yang sangat tepat, dan
sangat menguntungkan bagi manusia. Merubah keadaan sampah yang seharusnya
negatif menjadi positif karena karya tangan kita. Dan seharusnya berbagai
wilayah di seluruh Indonesia terutama DKI Jakarta menggunakan sistem seperti
ini, agar meminimalkan dampak negatif yang disebabkan oleh sampah untuk
mengatasi Penanggulangan Sampah di Jakarta maupun sekitarnya.
Penjelasan Gambar Proses
Pengolahan Sampah !
- Pemilahan dilakukan sejak dari rumah tangga, yaitu dengan menggunakan tiga kantong tempat sampah yang berbeda. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti sampah plastik, sampah kertas dan sampah kaca logam. Plastik bungkus minuman, makanan ringan dan isi ulang bisa di daur ulang menjadi kerajinan seperti tas, dompet, topi, tempat koran, dan lain sebagainya.
- Sedangkan sampah organik rumah tangga dimasukkan dalam gentong atau wadah komposter. Nantinya, sampah yang sudah menjadi kompos ini dapat dijual ataupun digunakan untuk keperluan sendiri dalam bercocok tanam.
- Setelah sampah pemilahan di rumah penuh kemudian dibawa ke drum atau tong sampah sesuai jenisnya. Kemudian dari drum atau tong sampah tersebut nanti diangkut petugas untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah.
- Di TPS (Tempat Pembuangan Sampah), sampah yang sudah terkumpul akan disortir, dibungkus lalu dijual. Hasil penjualan untuk biaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar