Menurut beberapa ahli
Pemanasan Global atau Global Warming adalah sebuah proses di mana peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global
pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
selama seratus tahun terakhir.
Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca yang diakibatan aktivitas manusia melalui efek rumah kaca dan
menurut sebagian ahli disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas Karbon
Dioksida (CO2) dan partikel polutan lainnya di atmosfer Bumi. Namun, pada
kondisi yang normal, efek rumah kaca tersebut berdampak positif karena dengan
efek rumah kaca yang berkondisi normal Bumi akan menjadi hangat dan dapat
menjadi tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan tanpa efek rumah
kaca, bagian Bumi yang tidak terkena sinar matahari akan menjadi sangat dingin
hingga -18C.
Manusia kontributor signifikan perubahan iklim
Edward Jonathan “Ed” Davey, MP FRSA adalah
seorang politisi Inggris Liberal Democrat. Dia telah menjadi anggota parlemen
untuk Kingston dan Surbiton sejak 1997, dan menjadi Sekretaris Negara
untuk Energi dan Perubahan Iklim sejak tahun 2012.
Berbicara di depan simposium Royal Society,
Ed Davey akan mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan perubahan iklim tidak dapat
disangkal lagi dan manusia membuat kontribusi yang signifikan pada kenaikan
temperatur global.
Dia juga menyerang para penyangkal perubahan
iklim merupakan buatan manusia, mengklaim bahwa mereka menginginkan untuk
melakukan perjudian dengan masa depan setiap manusia di atas planet dan
generasi masa yang akan datang dan spesies hidup lainnya.
Ed Davey juga mengatakan: “Dua ratus
tahun kemajuan ilmu pengetahuan bertujuan meminalisir ketidakpastian,
memperhitungkan resiko telah menjadi dasar dari apa yang ketahui sekarang, dan
sudah diteriakkan dari dekade demi dekade penelitian”.
“Dasar fisika perubahan iklim tidak dapat
terbantahkan. Gas rumah kaca telah menghangatkan atmosfir dan menyebabkan
perubahan pada iklim . Aktivitas manusia secara signifikan berkontribusi dalam
penghangatan planet kita”.
Pro dan Kontra Perubahan Iklim
Seperti yang dikemukakan oleh Ed Davey,
hingga saat ini masih terdapat pro dan kontra kejadian perubahan iklim.
v PRO
– 75% peningkatan gas rumah kaca CO2 di abad 20 secara langsung berhubungan
dengan aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil. Level CO2
sebesar 389ppm (parts per million) per April 2010 - level
paling tinggi selama 650.000 tahun terakhir. Peningkatan ini merupakan
kontributor yang cukup substansial pada penghangatan 1°F menuju
1.4°F selama abad 20.
· KONTRA
– Penghangatan pada abad 20 antara 1-1,4 F dalam kisaran +/- 5°F
selama 3000 tahun terakhir.Sebuah studi pada tahun 2003 oleh peneliti
di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menunjukkan
bahwa temperatur dari 1000-1100 AD (sebelum penggunaan bahan bakar fosil) yang
sebanding dengan yang dari 1900-1990.
v PRO
– Manusia memproduksi CO2 yang menghangatkan bumi, bukan CO2 yang dihasilkan
secaa alami yang dilepaskan dari lauran dan dari “carbon sink” lainnya.
CO2 dari pembakaran bahan bakar memiliki rasio isotop yang
spesifik yang berbeda dengan CO2 yang dilepaskan oleh ”carbon
sinks” alami. Pada abad 20 pengukuran rasio isotop CO2 di atmosfir
mengkonfirmasikan bahwa peningaktannya berasal dari aktivitas manusia bukan dari
proses alamiah.
· KONTRA
-Kenaikan level CO2 adalah hasil dari pemanasan global, bukan sebaliknya.
Sejalan ketika temperatur meningkat, CO2 dilepaskan dari “carbon sinks” atau
dari tundra Arktik. Pengukuran dari sampel inti es menunjukkan bahwa
lebih dari 4 siklus iklim yangs udah terjadi (di periode 240.000 tahun akhir),
periode pemanasan global didahului dengan peningkatan global CO2.
v PRO
– Manusia memproduksi gas rumah kaca akan terus berakumulasi di atmosfir
menyebabkan peubahan iklim disebabkan karena hutan bumi, lautan
dan ”carbon sinks” lainnya tidak dapat secara cukup menyerap keseluruhan
CO2. Pada tahun 2009, “carbon sinks” yang telah dikenal ini
hanya menyerap 50%dari CO2 yang diproduksi manusia. Sisa 50% lainnya
terakumulasi di atmosfir.
· KONTRA
– Manusia melepaskan CO2 tidak menyebabkan perubahan iklim karena peningkatan
CO2 pada akhirnya akan diseimbangkan oleh alam. CO2 akan diserap oleh
lautan, hutan-hutan dan “carbon sinks” yang akan
meningkatkan aktivitas biologisnya untuk menyerap kelebihan CO2 dari atmosfir.
50% dari CO2 yang telah dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil telah
terserap.
10 fenomena alam yang bisa dirasakan karena global
warming:
1. Kebakaran
hutan
Kebakaran hutan biasa nya di sebabkan meningkat nya
permukaan suhu di daerah tersebut akibat efek dari pemanasan global. terjadi di
waktu musim kemarau
2. Situs
purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs
bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa
waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua.
Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat
banjir besar belum lama ini.
3. Ketinggian
gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami
penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama
ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat
tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan
terangkat kembali.
4. Satelit
bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas,
bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat
tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di
atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan
mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka
atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
5. Hanya
yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk
hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih
cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang
bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas,
bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk
manusia.
6. Pelelehan
Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan
gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini
memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan
merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas
dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa
menyebabkan keruntuhan batuan.
7. Keganjilan
di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam
memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub. mencairnya es d kutub d sebabkan suhu yang meningkat
secara drastis sehingga dapat melelehkan es d kutub
8. Mekarnya
Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman
danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan
saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu
terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan
terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar
dibanding dengan tanah di era purba.
9. Habitat
Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih
tinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan
bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan
global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es
tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
10. Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di
matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade
terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan.
Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan
bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah
pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan
memproduksi lebih banyak serbuk sari.
Dampak Dari Pemanasan Global
v Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah utara belahan bumi utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan
mencair dan tanah itu akan menyusut
v Peningkatan permukaan laut
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub,
terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Permukaan air laut di seluruh dunia telah meningkat sebesar 10-25 cm (4-10
inci) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9-88 cm (4-35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan permukaan laut akan sangat mempengaruhi
kehidupan di daerah pesisir. Kenaikan 100 cm (40 inci) akan menenggelamkan 6
persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau. Erosi
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika laut lepas mencapai
muara, banjir pasang akan meningkat di daratan.
v Suhu Global Cenderung Meningkat
Bagian selatan dari Kanada, misalnya, dapat mengambil
manfaat dari curah hujan yang lebih tinggi dan panjang musim tanam. Di sisi
lain, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh.
v Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit untuk
menghindari efek pemanasan global karena sebagian besar lahan dikendalikan oleh
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
dan gunung-gunung. Tanaman akan mengubah arah pertumbuhan, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Namun, pembangunan manusia akan
menghambat perpindahan ini.
Spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang
terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar