Rabu, 02 Desember 2015

Pengikisan Ozon Akibat Penggunaan Freon

Isu global warming semakin ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Banyak masyarakat dunia yang berkampanye bertemakan Go Green World. Sayangnya kesadaran ini tidak seiring dengan bentuk tindakan kongkrit.
Saat ini banyak sekali masyarakat yang sudah menggunakan AC sebagai pendingin ruangan, baik untuk dipasang dirumah, Mall, Perkantoran bahkan ditempat sarana pendidikan. Hampir semua AC menggunakan Freon. Mengapa demikian? Freon pada AC itu diibaratkan mesin mobil dengan tangki kosong, Tak bisa berfungsi.
Salah-satunya penggunaan freon sebagai pendingin, baik pendingin ruangan (termasuk AC mobil) maupun pendingin makanan. Padahal freon sudah dilarang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena selain merusak atmosfer, juga tidak baik untuk kesehatan manusia.
Freon adalah nama dagang dari bahan kimia yang disebut klorofluorokarbon atau CFC dan digunakkan terutama pada pendingin ruangan atau yang biasa disebut AC. Freon adalah suatu zat yang dipakai pada mesin pendingin seperti AC dan kulkas agar dapat mendinginkan. Zat ini berbentuk gas dan biasanya berwarna putih.
Freon memiliki Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar dari pada CO2. Karbondioksida dalam alam sendiri menyebabkan 9-26% efek rumah kaca. Dengan ditambahnya karbondioksida dari kendaraan bermotor, pemanasan global akibat efek rumah kaca semakin meningkat. Tapi ‘kejahatan’ karbondioksida belum sebanding dengan freon terkait penyebab pemanasan global.
Selain GWP yang lebih tinggi dari CO2, Freon pun memiliki ALT (Atmosfer Life Time) yang sangat besar, yaitu 15. Artinya gas freon akan bertahan 15 tahun di atmosfer sebelum terurai. Tapi faktanya penggunaan AC berjalan setiap tahun dan terus meningkat, penggunaan freon yang juga tidak hanya di AC, membuat sepanjang tahun freon semakin lama bertahan di atmosfer.
Dampak paling fatal dari penggunaan freon adalah berkurangnya molekul ozon di stratosfer yang mengakibatkan lapisan ozon menjadi semakin tipis sehingga fungsi penyerapan radiasi UV-B menjadi berkurang. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi UV-B semakin meningkat. Berdasarkan kajian ilmiah diketahui bahwa setiap 10% penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikan radiasi UV-B sebesar 20%. Paparan radiasi UV-B yang berlebih dapat menimbulkan dampak negatif.
Pada manusia, radiasi UV-B berlebih dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak mata, serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Selain itu juga dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer bagian bawah, yang mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, hujan asam, serta peningkatan gangguan saluran pernafasan.
Selain itu juga akibat dari menghirup gas ini dapat menyebabkan irama jantung abnormal. Irama jantung abnormal adalah irama jantung dmana iramanya tidak seperti normal. Mungkin saja terlalu cepat detak jantung tersebut atau bahkan terlalu lemah. Sehingga dapat menimbulkan kematian. Bahkan sebuah lembaga di luar negeri yaitu NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) pernah melaporkan sebuah kematian akibat penggunaan AC.
Solusi pengganti Freon yang ramah lingkungan adalah sebagai berikut:
1.     Hidrokarbon

Hidrokarbon (CnH2n+2) atau yang sering kita singkat dengan HC. Hidrokarbon sendiri terdapat dalam alam bebas, sayangnya teknologinya masih rumit dan mahal, sehingga kurang populer digunakan selama ini. Keistimewaan hidrokarbon dibanding freon, yaitu :
1.     HC hanya terdiri dari unsur Hidrogen ( H ) dan Carbon ( C ), yang sangat mudah bersenyawa dengan udara, sehingga alami dan ramah lingkungan.
2.     Selain ramah lingkungan, HC pun ramah terhadap kesehatan. Kulit tidak lagi terasa kering, dan tentu menghindari masalah kesehatan jangka panjang.
3.     Penggunaan hydrocarbon pun menghemat listrik 15%-30% konsumsi listrik pendingin ruangan sehari-hari.
Berikut adalah tabel perbandingan Freon dan Hidrokarbon :

Dari tabel di atas dapat dilihat Hidrokarbon sangatlah ramah lingkungan. Itu terbukti usia aktif dari hidrokarbon adalah kurang dari 1 tahun dan tidak ada potensi Global warming.

2.     Roof Garden

Roof garden adalah sebuah taman atap atau dapat dikatakan setiap taman di atap bangunan. Selain manfaat dekoratif dan mengurangi suhu pada ruangan dibawahnya, tanaman di atas rumah juga dapat mengurangi kerusakan pada atap, misal beton yang retak dan sebagainya. Selain itu roof garden juga berfungsi sebagai filter udara yang membuat udara lebih bersih dan sebagai informasi, 1 m2 rumput di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor setiap tahunnya. Dan bila tanaman yang ada di bagian atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25%. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah roof garden akan mempunyai suhu udara lebih rendah yaitu sekitar 6-8°C dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan.
Dari segi ekonomi, roof garden dapat menambah ruang untuk aktivitas interaksi, meminimalkan biaya pemeliharaan dan renovasi karena dengan penambahan water proofing dapat melindungi bangunan dari sinar UV dan temperatur sinar matahari yang tinggi.

Namun, di Indonesia sendiri, roof garden baru dimaksimalkan terhadap bangunan komersial, untuk tempat hunian sendiri sangat jarang karena masyarakat menganggap pengaplikasian roof garden mahal dan proses pemasangan dan perawatan yang rumit.

Kesimpulan:
Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Salah-satunya penggunaan freon sebagai pendingin, baik pendingin ruangan (termasuk AC mobil) maupun pendingin makanan adalah penyebab mengikisnya lapisan ozon. Padahal freon sudah dilarang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena selain merusak atmosfer, juga tidak baik untuk kesehatan manusia. Namun, ada solusi pengganti freon yang ramah lingkungan yaitu salah satunya hidrokarbon dan roof garden.
Sumber:

Tidak ada komentar: