Isu global warming semakin ramai dibicarakan akhir-akhir ini.
Banyak masyarakat dunia yang berkampanye bertemakan Go Green World. Sayangnya
kesadaran ini tidak seiring dengan bentuk tindakan kongkrit.
Saat ini banyak sekali masyarakat yang
sudah menggunakan AC sebagai pendingin ruangan, baik untuk dipasang dirumah,
Mall, Perkantoran bahkan ditempat sarana pendidikan. Hampir semua AC
menggunakan Freon. Mengapa demikian? Freon pada AC itu diibaratkan mesin mobil
dengan tangki kosong, Tak bisa berfungsi.
Salah-satunya penggunaan freon sebagai pendingin, baik pendingin
ruangan (termasuk AC mobil) maupun pendingin makanan. Padahal freon sudah
dilarang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena selain merusak atmosfer,
juga tidak baik untuk kesehatan manusia.
Freon adalah nama dagang dari bahan kimia yang
disebut klorofluorokarbon atau CFC dan digunakkan terutama pada pendingin
ruangan atau yang biasa disebut AC. Freon
adalah suatu zat yang dipakai pada mesin pendingin seperti AC dan kulkas agar
dapat mendinginkan. Zat ini berbentuk gas dan biasanya berwarna putih.
Freon memiliki Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar
dari pada CO2. Karbondioksida dalam alam sendiri menyebabkan 9-26%
efek rumah kaca. Dengan ditambahnya karbondioksida dari kendaraan bermotor,
pemanasan global akibat efek rumah kaca semakin meningkat. Tapi ‘kejahatan’
karbondioksida belum sebanding dengan freon terkait penyebab pemanasan global.
Selain GWP yang lebih tinggi dari CO2, Freon pun
memiliki ALT (Atmosfer Life Time) yang sangat besar, yaitu 15. Artinya gas
freon akan bertahan 15 tahun di atmosfer sebelum terurai. Tapi faktanya
penggunaan AC berjalan setiap tahun dan terus meningkat, penggunaan freon yang
juga tidak hanya di AC, membuat sepanjang tahun freon semakin lama bertahan di
atmosfer.
Dampak paling fatal dari penggunaan freon
adalah berkurangnya molekul ozon di stratosfer yang mengakibatkan lapisan ozon
menjadi semakin tipis sehingga fungsi penyerapan radiasi UV-B menjadi berkurang.
Sebagai akibatnya, intensitas radiasi UV-B semakin meningkat. Berdasarkan
kajian ilmiah diketahui bahwa setiap 10% penipisan lapisan ozon akan terjadi
kenaikan radiasi UV-B sebesar 20%. Paparan radiasi UV-B yang berlebih dapat
menimbulkan dampak negatif.
Pada
manusia, radiasi UV-B berlebih dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak
mata, serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Selain itu
juga dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer bagian bawah, yang mengakibatkan penambahan
jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, hujan asam, serta
peningkatan gangguan saluran pernafasan.
Selain
itu
juga akibat dari menghirup gas ini dapat menyebabkan irama jantung abnormal.
Irama jantung abnormal adalah irama jantung dmana iramanya tidak seperti
normal. Mungkin saja terlalu cepat detak jantung tersebut atau bahkan terlalu
lemah. Sehingga dapat menimbulkan kematian. Bahkan sebuah lembaga di luar
negeri yaitu NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health)
pernah melaporkan sebuah kematian akibat penggunaan AC.
Solusi pengganti Freon yang ramah
lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Hidrokarbon
Hidrokarbon (CnH2n+2) atau yang sering kita singkat
dengan HC. Hidrokarbon sendiri terdapat dalam alam bebas, sayangnya
teknologinya masih rumit dan mahal, sehingga kurang populer digunakan selama
ini. Keistimewaan hidrokarbon dibanding freon, yaitu :
1.
HC
hanya terdiri dari unsur Hidrogen ( H ) dan Carbon ( C ), yang sangat mudah
bersenyawa dengan udara, sehingga alami dan ramah lingkungan.
2.
Selain
ramah lingkungan, HC pun ramah terhadap kesehatan. Kulit tidak lagi terasa
kering, dan tentu menghindari masalah kesehatan jangka panjang.
3.
Penggunaan
hydrocarbon pun menghemat listrik 15%-30% konsumsi listrik pendingin ruangan
sehari-hari.
Berikut adalah tabel perbandingan Freon dan Hidrokarbon :
Dari tabel di atas dapat dilihat
Hidrokarbon sangatlah ramah lingkungan. Itu terbukti usia aktif dari
hidrokarbon adalah kurang dari 1 tahun dan tidak ada potensi Global warming.
2.
Roof Garden
Roof garden adalah sebuah taman atap atau dapat
dikatakan setiap taman di atap bangunan. Selain manfaat dekoratif dan
mengurangi suhu pada ruangan dibawahnya, tanaman di atas rumah juga dapat
mengurangi kerusakan pada atap, misal beton yang retak dan sebagainya. Selain
itu roof garden juga berfungsi sebagai filter udara yang membuat udara lebih bersih
dan sebagai informasi, 1 m2 rumput di bagian atap dapat
menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor setiap tahunnya. Dan bila
tanaman yang ada di bagian atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm maka dapat
mengurangi pemakaian AC sekitar 25%. Sebuah ruangan yang terletak tepat di
bawah roof garden akan mempunyai suhu udara lebih rendah yaitu sekitar 6-8°C
dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan.
Dari segi ekonomi, roof garden dapat menambah ruang
untuk aktivitas interaksi, meminimalkan biaya pemeliharaan dan renovasi karena
dengan penambahan water proofing dapat melindungi bangunan dari sinar UV dan
temperatur sinar matahari yang tinggi.
Namun, di Indonesia sendiri, roof garden baru dimaksimalkan
terhadap bangunan komersial, untuk tempat hunian sendiri sangat jarang karena
masyarakat menganggap pengaplikasian roof garden mahal dan proses pemasangan
dan perawatan yang rumit.
Kesimpulan:
Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Salah-satunya penggunaan freon sebagai pendingin, baik pendingin
ruangan (termasuk AC mobil) maupun pendingin makanan adalah penyebab mengikisnya lapisan ozon. Padahal freon sudah
dilarang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena selain merusak atmosfer,
juga tidak baik untuk kesehatan manusia. Namun, ada solusi pengganti freon yang ramah lingkungan yaitu salah satunya hidrokarbon dan roof garden.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar