Minggu, 22 November 2015

Gas Rumah Kaca


Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.


Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan allumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon.

Di Indonesia kontribusi terbesar GRK berasal dari karbon dioksida, metan, dan dinitrogen oksida. Bagian terbesar emisi ini di hasilkan oleh sektor kehutanan-khususnya oleh deforestasi dan energi. Mengikuti CO2, gas kedua terbesar dalam menpengaruhi pemanasan global adalah gas metan (CH4). Mayoritas emisi metan dari sektor pertanian (dan termasuk didalamnya, sektor peternakan)

Cara untuk mengurangi gas rumah kaca adalah sebagai berikut :
Dari sektor kehutan dan lahan gambut dengan cara pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengolahan sistem jaringan dan tat air, rehabilitasi hutan dan lahan, pemberantasan ilegal logging, pemberdayaan masyarakat.
Dari sektor pertanian introduksi varitas padi rendah emisi, efisiensi air irigasi, penggunaan pupuk organik.
Dari sektor energi dan tranfortasi penggunaan biofuel, mesin dengan standart standart efisiensi BBM lebih tinggi, kualitas tranportasi umum dan jalan, dan efisiensi energi.
Dari sektor industri dengan cara penggunaan renewable energy dan lain-lain.

SUMBER :

Tidak ada komentar: