Selasa, 10 November 2015

Penanganan Limbah

Limbah merupakan benda (Padat, Cair, Gas) yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam. Pengelolahan limbah merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendayagunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya.


Pengelolahan Limbah Padat

  1. Penimbunan terbuka – Merupakan penimbunan sampah organic di tempat terbuka sehingga gas metan yg dihasilkan dapat mencemari udara sekitar serta mudah terbakar. Juga berpotensi mencemari tanah melalui perembesan.
  2. Sanitary landfill – Penimbunan sampah yg lebih modern yg mana lubang penimbunan dilapisi oleh lempung dan plastic untuk mencegah perembesan limbah ke tanah serta tertutup sehingga gas metan yg dihasilkan tidak mencemari udara sekitar dan dapat digunakan untuk keperluan lain
  3. Insinerasi - Adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator.
  4. Pembuatan kompos padat dan cair - Mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu.
  5. Daur ulang - adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru dankerusakan lahan.

Pengelolaan Limbah Cair

1.  Pengolahan Primer (Primary Treatment) - Merupakan proses pengolahan secara fisika yg terdiri dari tahapan2 sebagai berikut:

  • Penyaringan (screening), menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah dengan menggunakan jeruji saring.
  •  Pengolahan Awal  (Pretreatment), memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi yg berukuran lebih kecil dengan cara memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki yg disebut girt chamber.
  • Pengendapan, limbah cair didiamkan pada tangki pengendapan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki.
  • Pengapungan (floation), untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment) - Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis dengan melibatkan mikroorganisme (bakteri aerob) yang dapat mengurai bahan organik. Terdapat 2 metode yaitu:

  • Metode Trickling Filter, dengan menyemprotkan air limbah ke permukaan suatu media yg didalamnya telah tumbuh dan melekat bakteri aerob. Saat melewati media tsb bahan organik yg ada di dalam air limbah terurai oleh bakteri aerob.
  • Metode Activated Sludge (Lumpur Aktif), limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses penguraian berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment) - Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat bahan berbahaya dalam air limbah. Contohnya metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
4. Desinfeksi - bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair dengan penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment) - Mengolah lumpur hasil dari pengolahan primer, sekunder, maupun tersier dengan menggunakan bakteri aerob.

Pengelolaan  Limbah Gas

Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran udara. Beberapa cara dalam mengurangi pencemaran udara:
1. Mengontrol Emisi Gas Buang

  • Sulfur oksida dapat dihilangkan dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah. Nitrogen oksida dapat dikurangi dengan cara menurunkan suhu pembakaran.
  • Karbon monoksida dan hidrokarbon dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.

2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

  • Filter udara - dipasang di cerobong pembuangan sehingga gas buang yg keluar sudah bersih.
  • Pengendapan siklon - mengendapkan debu yg ada pada gas buang dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari gas buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif  "berat” akan jatuh ke bawah. 
  • Filter basah - menyemprotkan air ke saluran gas buang dari atas sehingga debu yg ada di gas buang menempel di air dan ikut turun ke bawah.
  • Pengendapan sistem gravitasi - dengan mengalirkan udara kotor ke suatu alat sehingga pada saat terjadi perubahan kecepatan secara tiba2 (speed drop) maka kotoran yg berukuran relatif besar akan jatuh dan mengendap.
Sumber:

Tidak ada komentar: