EMISI GAS BUANG
adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui system
pembuangan mesin.
PROSES TERJADINYA EMISI GAS BUANG
Polusi kendaraan bermotor pada umumnya disebabkan
terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna di dalam mesin, artinya tidak
semua bahan bakar yang masuk ke dalam mesin terbakar habis atau masih ada bahan
bakar yang tidak terbakar. Bahan bakar yang tidak terbakar inilah keluar
bersama gas buang melalui knalpot ke udara bebas. Gas yang tidak terbakar
mengandung gas CO, Nox dan SO2. Gas tersebut tidak baik untuk pernafasan karena
beracun dan berbahaya bagi manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Proses pembakaran tidak sempurna pada mesin disebabkan kurang kontrolnya mesin terhadap perawatan berkala seperti tidak normalnya kerja busi, kotornya saringan udara, kualitas bensin yang tidak baik, system pengapiannya tidak baik dan sebagainya.
Proses pembakaran tidak sempurna pada mesin disebabkan kurang kontrolnya mesin terhadap perawatan berkala seperti tidak normalnya kerja busi, kotornya saringan udara, kualitas bensin yang tidak baik, system pengapiannya tidak baik dan sebagainya.
KESADARAN AKAN DAMPAK EMISI GAS BUANG
kondisi kota-kota besar di indonesia yang sudah tercemar
dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut.
Mungkin banyak orang berfikir hal tersubut tidak seburuk yang di fikirkan ,
bahkan ancaman gas beracun tersebut telah menelan banyak korban meninggal dunia
dan beberapa diantaranya dimuat dimedia cetak, hal tersebut belum cukup
menyadarkan manusia bahwa lingkunganya tidak seramah dulu lagi dan jakarta
adalah urutan ketiga kota tercemar di dunia. penyuplai pencemaran
tersebut terbesar(70-80%)adalah gas buang dari segala jenis dan model yang
digunakan masyarakat.
ALTERNATIF PENGURANGAN EMISI GAS BUANG
Alternatif bahan bakar pengganti yang paling memungkinkan
saat ini adalah bahan bakar gas (BBG), karena selain cadangannya dalam jumlah
besar juga menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh LEMIGAS (1992) pada
kendaraan yang berbahan bakar bensin, BBG lebih efisien dan lebih bersahabat
dengan lingkungan. Untuk kendaraan berbahan bakar minyak solar (BBMS),
penggantian ke BBG secara langsung masa sulit dilaksanakan karena sistem
pembakaran yang berbeda dibanding kendaraan berbahan bakar bensin. Akan tetapi
dengan teknologi yang ada, maka Cara dengan pemakaian alat Conversion Kit dapat
dilakukan, di mana BBMS yang dipakai dapat disubstitusi dengan bahan bakar
minyak solar-gas (BBMSG).
Sumber:
http://repository.ui.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar