Fungsi
pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat
gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan
bobot tubuh. Fungsi pangan yang demikian dikenal dengan istilah fungsi
primer (primary function) yaitu memiliki kebutuhan yang wajib dipenuhi
oleh setiap manusia agar Membentuk energi yang diperlukan oleh tubuh.
Selain
memiliki fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi
sekunder (secondary function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa
yang baik. Karena tingginya kandungan gizi suatu bahan pangan akan
ditolak oleh konsumen bila penampakan dan cita rasanya tidak menarik dan
memenuhi selera konsumennya. Itulah sebabnya kemasan dan cita rasa
menjadi faktor penting dalam menentukan apakah suatu bahan pangan akan
diterima atau tidak oleh masyarakat konsumen.
Semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka
tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Bahan pangan
yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai
komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik,
tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Fungsi yang demikian dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function). Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat kemakmuran dan kesadaran seseorang terhadap kesehatan, maka tuntutan terhadap ketiga fungsi bahan pangan tersebut akan semakin tinggi pula.
Fungsi yang demikian dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function). Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat kemakmuran dan kesadaran seseorang terhadap kesehatan, maka tuntutan terhadap ketiga fungsi bahan pangan tersebut akan semakin tinggi pula.
Pangan
Pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan
makanan atau minuman. ( UU RI No. 7/1996 tentang pangan)
Gizi
Gizi
merupakan zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Gizi
menunjuk pada proses-proses dimana benda-benda hidup mencerna dan
mengasimilasi pangan. Pertumbuhan yang baik, pemeliharaan dan fungsi
tubuh tergantung pada pemilihan, jumlah dan kombinasi bahan-bahan
pangan. Bahan kimia yang dibutuhkan manusia mencakup bahan anorganik
(air dan unsur mineral tertentu) dan bahan organik (asam amino, asam
lemak,vitamin yang merupakan faktor penyerta. Kekurangan salah satu zat
gizi esensial tertentu dapat menyebabkan gejala fisiologis tertentu;
pada anak-anak dapat berupa pertumbuhan yang kurang.
Zat gizi
· Karbohidrat
Karbohidrat
adalah senyawa yang tersusun atas unsur C, H, O. Karbohidrat merupakan
bagian terbesar dari tanaman. Gula merupakan karbohidrat tunggal yang
membentuk bahan lebih kompleks apabila tergabung secara berantai.
Sukrosa yaitu gula dalam pengertian sehari-hari (glukosa dan fruktosa).
Berdasarkan ketercernaannya, pangan karbohidrat digolongkana kedalam
komponen serat klasar dan ekstrak bebas N.
Beerdasarkan
kecernaannya, karbohidrat umumnya digolongkan ke dalam dua komponen :
serat kasar (crude fiber) dan ekstrak bebas-N, yang terutama adalah gula
dan pati.
· Lemak
Lemak
adalah ester dari asam organik berantai panjang dan alkohol. Lemak
berisi H, C, O. Tetapi kandungan O sangat sedikit. Lemak tidak larut
dalam air, dan perlu dicerna agar dapat digunakan dalam tubuh.
Pencernaan memisahkan lemak dengan gliserolnya. Lemak tidak larut dalam
air, dan perlu dicerna agar dapat digunakan tubuh.
· Protein
merupakan
bahan pokok dari kehidupan, merupakan bahan yang berlimpah dalam tubuh
manusia. Protein merupakan molekul kompleks yang tersusun dari asam-asam
amino dengan bermacam-macam kombinasi. Asam amino, satuan dasar dari
protein disintesis dalam tanaman dari fragmen karbohidrat dan unsur N
dari ion ammonium (NH4).
Kekurangan protein pada masa kanak-kanak dapat menimbulkan
sindrom defisiensi (kekurangan) yang dicirikan oleh penghambatan
pertumbuhan. Protein disebut bermutu tinggi bila mensuplai keseimbangan
asam asam amino esensial secara baik, dan keseimbangan ini diperlukan
dalam waktu bersamaan.
· Vitamin
Vitamin-vitamin
digolonkan atas yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) da yang larut
dalam air (B komplek dan C), dan sering dipertelakan dalam
istilah-istilah ebagai akibat bila kekurangan. Misalnya; kekurangan
vitamin C berakibat pada gugurnya gigi dan pecah serta meradangnya
jaringan mulut, sindrom ini disebut “scurvy”.
Ketidakberesan
gigi karena kekurangan vitamin sering merupakan akibat ketidaktahuan
ataupun keadaan ekonomi. Misalnya: kekurangan vitamin A sering didapati
di daerah tropic, walaupun disana dengan mudah tersedia tanaman makanan
local yang dapat digunakan, seperti daun-daunan hijau, tapi tidaklah
dimanfaatkan karena pilihan bahan makanan. Keadaan kekurangan vitamin A
dapat lebih tegas terlihat bila terdapat banyak makanan dan malah
berkurang dalam keadaan kurangan pangan yang dasyat bila orang-orang
terpaksa memakan bahan makanan apa pun yang kurang disukai, tapi
sesungguhnya banyak mengandung vitamin A.
· Mineral
Sembilan
puluh enam persen berat badan manusia terbentuk dari 4 unsur: O, C ,H
dan N, sisanya terdiri dari unsure-unsur esensial, yang dapat
digolongkan pada unsur makro (Ca, P, K, S, Na, Cl, dan Mg) dan
unsure-unsur mikro atau jarang (Fe, Mn, Cu, I dan mungkin ada yang lain
lagi). Yang terbanyak dibutuhkan adalah Ca dan P (70 persen dari berat
abu) terutama untuk anak-anak. Definisi unsure mikro jarang terjadi,
yang sering terjadi hanya pada Iod, yang berakibat pada penyakit gondok.
Akibat kekurangan pangan
Akibat kekurangan pangan dapat menimbulkan masalah penting :
· Kesehatan rendah
· Tingkat kesehatan rendah
· Rentan terhadap serangan penyakit
· Menurunkan kerja otak
· Kematian
Keurangan pangan di indinesia muncul dalam bentuk :
· Kekuranagan kalori protein
· Kekurangan vitamin A
· Gondok endemik dan kretinin
· Anemia gizi
Kebijakan pemerintah indonesia dalam penyediaan pangan
- Program BIMAS, INMAS, INSUS, kemudian SUPRA INSUS.
- Peningkatan nilai gizi konsumsi pangan melalui program perbaikan menu makanan rakyat (PMMR) serta penganekaragaman bahan makanan yang bergizi. (UU RI No.7 th.1996 tentang pangan)
- Penyediaan pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal, mengambangkan efisiensi sistem usaha pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana dan prasarana pangan, mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif (PP No.68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar