Rabu, 18 November 2015

Fungsi Pangan

Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh. Fungsi pangan yang demikian dikenal dengan istilah fungsi primer (primary function) yaitu memiliki kebutuhan yang wajib dipenuhi oleh setiap manusia agar Membentuk energi yang diperlukan oleh tubuh.
Selain memiliki fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi sekunder (secondary function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa yang baik. Karena tingginya kandungan gizi suatu bahan pangan akan ditolak oleh konsumen bila penampakan dan cita rasanya tidak menarik dan memenuhi selera konsumennya. Itulah sebabnya kemasan dan cita rasa menjadi faktor penting dalam menentukan apakah suatu bahan pangan akan diterima atau tidak oleh masyarakat konsumen.
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Fungsi yang demikian dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function). Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat kemakmuran dan kesadaran seseorang terhadap kesehatan, maka tuntutan terhadap ketiga fungsi bahan pangan tersebut akan semakin tinggi pula.
Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. ( UU RI No. 7/1996 tentang pangan)
Gizi
Gizi merupakan zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Gizi menunjuk pada proses-proses dimana benda-benda hidup mencerna dan mengasimilasi pangan. Pertumbuhan yang baik, pemeliharaan dan fungsi tubuh tergantung pada pemilihan, jumlah dan kombinasi bahan-bahan pangan. Bahan kimia yang dibutuhkan manusia mencakup bahan anorganik (air dan unsur mineral tertentu) dan bahan organik (asam amino, asam lemak,vitamin yang merupakan faktor penyerta. Kekurangan salah satu zat gizi esensial tertentu dapat menyebabkan gejala fisiologis tertentu; pada anak-anak dapat berupa pertumbuhan yang kurang.
Zat gizi
· Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsur C, H, O. Karbohidrat merupakan bagian terbesar dari tanaman. Gula merupakan karbohidrat tunggal yang membentuk bahan lebih kompleks apabila tergabung secara berantai. Sukrosa yaitu gula dalam pengertian sehari-hari (glukosa dan fruktosa). Berdasarkan ketercernaannya, pangan karbohidrat digolongkana kedalam komponen serat klasar dan ekstrak bebas N.
Beerdasarkan kecernaannya, karbohidrat umumnya digolongkan ke dalam dua komponen : serat kasar (crude fiber) dan ekstrak bebas-N, yang terutama adalah gula dan pati.
· Lemak
Lemak adalah ester dari asam organik berantai panjang dan alkohol. Lemak berisi H, C, O. Tetapi kandungan O sangat sedikit. Lemak tidak larut dalam air, dan perlu dicerna agar dapat digunakan dalam tubuh. Pencernaan memisahkan lemak dengan gliserolnya. Lemak tidak larut dalam air, dan perlu dicerna agar dapat digunakan tubuh.
· Protein
merupakan bahan pokok dari kehidupan, merupakan bahan yang berlimpah dalam tubuh manusia. Protein merupakan molekul kompleks yang tersusun dari asam-asam amino dengan bermacam-macam kombinasi. Asam amino, satuan dasar dari protein disintesis dalam tanaman dari fragmen karbohidrat dan unsur N dari ion ammonium (NH4).
Kekurangan protein pada masa kanak-kanak dapat menimbulkan sindrom defisiensi (kekurangan) yang dicirikan oleh penghambatan pertumbuhan. Protein disebut bermutu tinggi bila mensuplai keseimbangan asam asam amino esensial secara baik, dan keseimbangan ini diperlukan dalam waktu bersamaan.
· Vitamin
Vitamin-vitamin digolonkan atas yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) da yang larut dalam air (B komplek dan C), dan sering dipertelakan dalam istilah-istilah ebagai akibat bila kekurangan. Misalnya; kekurangan vitamin C berakibat pada gugurnya gigi dan pecah serta meradangnya jaringan mulut, sindrom ini disebut “scurvy”.
Ketidakberesan gigi karena kekurangan vitamin sering merupakan akibat ketidaktahuan ataupun keadaan ekonomi. Misalnya: kekurangan vitamin A sering didapati di daerah tropic, walaupun disana dengan mudah tersedia tanaman makanan local yang dapat digunakan, seperti daun-daunan hijau, tapi tidaklah dimanfaatkan karena pilihan bahan makanan. Keadaan kekurangan vitamin A dapat lebih tegas terlihat bila terdapat banyak makanan dan malah berkurang dalam keadaan kurangan pangan yang dasyat bila orang-orang terpaksa memakan bahan makanan apa pun yang kurang disukai, tapi sesungguhnya banyak mengandung vitamin A.
· Mineral
Sembilan puluh enam persen berat badan manusia terbentuk dari 4 unsur: O, C ,H dan N, sisanya terdiri dari unsure-unsur esensial, yang dapat digolongkan pada unsur makro (Ca, P, K, S, Na, Cl, dan Mg) dan unsure-unsur mikro atau jarang (Fe, Mn, Cu, I dan mungkin ada yang lain lagi). Yang terbanyak dibutuhkan adalah Ca dan P (70 persen dari berat abu) terutama untuk anak-anak. Definisi unsure mikro jarang terjadi, yang sering terjadi hanya pada Iod, yang berakibat pada penyakit gondok.

Akibat kekurangan pangan
Akibat kekurangan pangan dapat menimbulkan masalah penting :
· Kesehatan rendah
· Tingkat kesehatan rendah
· Rentan terhadap serangan penyakit
· Menurunkan kerja otak
· Kematian
Keurangan pangan di indinesia muncul dalam bentuk :
· Kekuranagan kalori protein
· Kekurangan vitamin A
· Gondok endemik dan kretinin
· Anemia gizi
Kebijakan pemerintah indonesia dalam penyediaan pangan
  • Program BIMAS, INMAS, INSUS, kemudian SUPRA INSUS.
  • Peningkatan nilai gizi konsumsi pangan melalui program perbaikan menu makanan rakyat (PMMR) serta penganekaragaman bahan makanan yang bergizi. (UU RI No.7 th.1996 tentang pangan)
  • Penyediaan pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal, mengambangkan efisiensi sistem usaha pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana dan prasarana pangan, mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif (PP No.68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)
DAFTAR PUSTAKA

Yongki Kasta.2009 .http://nyayongkikastanyaluthana.wordpress.com. Diakses tanggal 30 September 2009 pukul 17.00 wib

Hafidh Asrom.2009. http:// informasi-pertanian.blogspot.com. Diakses tanggal 30 September 2009 pukul 17.00 wib

Anonim. 2009. www.smallcrab.com. Diakses tanggal 30 September 2009 pukul 17.00 wib

Tidak ada komentar: