Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas
tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah
planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa.
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
Manusia telah
meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan bakar fosil, limbah
padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan
menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu
menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil
kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas
rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali
lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama
produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah
organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan
oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping
dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an,
jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
Nitrogen
oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini
telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
Gas rumah kaca
lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan allumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama
manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan
(furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin
yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon.
Di Indonesia kontribusi terbesar GRK berasal dari karbon
dioksida, metan, dan dinitrogen oksida. Bagian terbesar emisi ini di hasilkan
oleh sektor kehutanan-khususnya oleh deforestasi dan energi. Mengikuti CO2, gas
kedua terbesar dalam menpengaruhi pemanasan global adalah gas metan (CH4).
Mayoritas emisi metan dari sektor pertanian (dan termasuk didalamnya, sektor
peternakan)
Cara untuk mengurangi gas rumah kaca adalah sebagai
berikut :
Dari sektor kehutan dan lahan gambut dengan cara
pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengolahan sistem jaringan dan tat air,
rehabilitasi hutan dan lahan, pemberantasan ilegal logging, pemberdayaan
masyarakat.
Dari sektor pertanian introduksi varitas padi rendah
emisi, efisiensi air irigasi, penggunaan pupuk organik.
Dari sektor energi dan tranfortasi penggunaan biofuel,
mesin dengan standart standart efisiensi BBM lebih tinggi, kualitas tranportasi
umum dan jalan, dan efisiensi energi.
Dari sektor industri dengan cara penggunaan renewable
energy dan lain-lain.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar