Perayaan Hari Air Sedunia 2015 yang bertema “Water and Sustainable Development” atau “Air dan
Pembangunan Berkelanjutan” menyoroti pentingnya air dalam agenda
pembangunan berkelanjutan.
Hari
Air Sedunia dicetuskan pertama kali saat digelar United Nations Conference on
Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de
Janeiro pada tahun 1992. Pada Sidang Umum PBB ke-47 yang dilaksanakan pada
tanggal 22 Desember 1992, keluarlah Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan
pelaksanaan peringatan Hari Air se-Dunia setiap tanggal 22 Maret dan mulai
diperingati pertama kali pada tahun 1993.
Sekretaris
Jenderal PBB Ban Ki-Moon Berpesan pada peringatan Hari Air Sedunia 2015 bahwa
saat bahaya perubahan iklim semakin mengancam planet, masyarakat internasional
harus bersatu dalam “semangat kerjasama yang mendesak” guna mengatasi berbagai
tantangan yang berhubungan dengan air yang dihadapi umat manusia. Salah satu
“masalah yang paling mendesak” yang mempengaruhi populasi di seluruh dunia
adalah masalah Sanitasi dan akses ke air minum yang bersih dan aman.
Beliau
juga menegaskan terjadinya perubahan iklim, meningkatnya permintaan sumber daya
air yang terbatas dari pertanian, perindustrian dan kota-kota, serta
meningkatkan polusi di berbagai daerah telah mempercepat krisis air yang hanya
dapat ditangani oleh lintas sektoral, perencanaan holistik dan kebijakan –
internasional, regional dan global.
Laporan
PBB menyebutkan bahwa meskipun adanya kemajuan dalam Tujuan Pembangunan
Milenium , sekitar 750 juta orang, atau lebih dari 1 dari 10 penduduk dunia, masih
tetap tidak memiliki akses terhadap pasokan air yang lebih baik. UNESCO
melaporkan bahwa bumi akan menghadapi kekurangan pasokan air sebesar 40 persen
pada tahun 2030, jika masyarakat internasional secara “dramatis” tidak
meningkatkan manajemen pasokan air. Permintaan air diperkirakan akan meroket
hingga 55 persen pada tahun 2050, sementara 20 persen dari air tanah global
telah dieksploitasi secara berlebihan.
Untuk
itu UNESCO telah mendesak masyarakat internasional untuk mengabdikan tujuan
pembangunan berkelanjutan seluruhnya untuk air itu sendiri – dari isu-isu tata
kelola air dan kualitas pengelolaan air limbah, hingga ke pencegahan terhadap
bencana alam.
Rata-rata,
hampir 1.000 anak meninggal setiap harinya akibat penyakit diare yang terkait
dengan air minum yang tidak aman, sanitasi yang buruk, atau kebersihan yang
buruk.
Di
indonesia Peringatan hari air sedunia dirayakan dengan penandatangan
kesepakatan bersama Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA). Hal
ini untuk mewujudkan Nawa Cita yang menjadi program prioritas pemerintahan
Jokowi-JK.
Ada 8
Kementerian yang ikut serta dalam GNKPA yaitu Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, serta Kementerian PDT dan
Transmigrasi.
Prioritas
penanganan wilayah sungai maupun percepatan program diawali dengan perbaikan
DAS bagian hulu melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi
sumber daya alam meliputi 6 (enam) komponen kegiatan yaitu : (1) Penataan
ruang, pembangunan fisik, pertanahan dan kependudukan; (2) Rehabilitasi hutan
dan lahan serta konservasi sumber daya air; (3) Pengendalian daya rusak air; (4)
Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air; (5) Penghematan
penggunaan dan pengelolaan permintaan air dan (6) Pendayagunaan sumber daya air
secara adil, efisien dan berkelanjutan.
Tujuannya
untuk mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) sehingga keandalan sumber-sumber air baik kuantitas maupun kualitas
airnya dapat terkendali, melalui pemberdayaan pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat serta penegakan hukum. Sasaran yang ingin dicapai adalah merespon
Dekade Air Untuk Kehidupan 2005-2015 dan tercapainya tujuan pembangunan yang
mencakup ketahanan pangan, peningkatan ekonomi dalam pengentasan kemiskinan dan
Perlindungan ekosistem.
Pencanangan
program ini dilatarbelakangi adanya kondisi krisis SDA yang diakibatkan oleh
pertambahan penduduk, industri, dan pembangunan ekonomi yang berbasis sumber
daya alam; penataan ruang, alih fungsi lahan dan penerapan hukum yang kurang
terkendali; kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semakin meningkat;
kualitas air makin merosot akibat pencemaran; dan pemanfatan sumber daya air
tidak efisien dan tidak adil akibat penggunaan air yang masih boros baik untuk
keperluan irigasi, rumah tangga maupun industri.
Selain
itu Diperlukan juga upaya untuk menanggulangi pencemaran air yaitu :
1.
Menetralkan Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai atau laut terlebih
dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan,
karena itu setiap industri diwajibkan memiliki unit pengolah limbah.
2.
Larangan membuang sampah ke selokan (parit), sungai, danau, dan laut. Sampah
harus dibuang di tempat-tempat yang telah ditentukan.
3.
Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman. Musuh-musuh alami
(predator) hama tanaman perlu dikembangkan agar dapat membasmi hama tanpa
pestisida.
Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta pernah menyebut 13 sungai di ibu
kota sudah kronis dengan tingkat pencemaran yang parah. Tidak ada peranti hukum
yang mengatur sanksi tegas bagi pelaku pembuangan air limbah ke sungai yang mencakup
usaha industri dan warga menjadi salah satu persoalannya.
Bahkan,
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya
menyebut kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta soal
pengelolaan limbah khususnya limbah hasil rumah tangga, tidak maksimal. BPK
melihat SKPD masih saling lempar tanggung jawab mengenai pengelolaan limbah.
Akibatnya pencemaran lingkungan di sungai dan teluk di DKI Jakarta tidak
tertangani optimal.
Dampaknya
adalah ditemukannya Kematian massal ikan di Pantai Ancol pada tanggal 29-30
November 2015 yang lalu disebabkan oleh meledaknya populasi (booming) dari
fitoplankton dari jenis Coscinodiscus spp.
Fitoplankton
jenis Coscinodiscus spp. adalah salah satu jenis fito plankton yang tidak
berbahaya (toksik), namun karena jumlahnya yang banyak dan membutuhkan oksigen
yang banyak pula hal ini menyebabkan kadar oksigen terlarut menipis.
Hasil
penemuan ini berdasarkan hasil kajian Peneliti-peneliti Pusat Penelitian
Oseanografi yang melakukan kajian secara cepat
terhadap sampel air laut dan ikan.
Hasil
analisis terhadap sampel air laut yang diambil di 7 titik sampling menyatakan
bahwa kadar oksigen terlarut di air pada 3 stasiun (stasiun 1, 2 dan 3) sangat
rendah. Kadar oksigen yang tersedia di air hanya sebesar 0,765 ml/L atau 1,094
mg/L di mana keadaan normal seharusnya dapat mencapai 4-5 mg/liter .
Rendahnya
oksigen inilah yang menjadi penyebab utama dari kematian massal tersebut.
Minimnya kadar oksigen di air laut tersebut disebabkan oleh booming
fitoplankton dari jenis Coscinodiscus spp. Hasil pengamatan menyatakan bahwa
kepadatan phytoplankton tersebut mencapai 1-2 juta sel per liter di
mana pada hari Sabtu dan Minggu (29 dan 30 Desember) terjadi perubahan warna
air menjadi lebih gelap dengan banyak bintik-bintik hitam dan pada hari Minggu,
kepiting dan ikan mulai mabuk. Pada hari Senin pagi hingga siang kematian
massal ikan mencapai puncaknya.
Dalam
setiap kegiatan yang berdampak besar terhadap lingkungan hendaknya masyarakat
diberikan peran yang besar pula dalam pengelolaan lingkungan yang berarti
memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa keberlangsungan lingkungan hidup
akan sangat bergantung pada masyarakat. Semakin besar tanggung jawab tersebut
diberikan kepada masyarakat maka semakin
besar pula kontrol yang dilakukan terhadap lingkungan tersebut.
Semoga
peringatan Hari Air sedunia yang bertema air dan pembangunan berkelanjutan
menjadi jawaban atas Berbagai tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan akan air
bersih dan aman serta pengelolaan terhadap sumber daya air serta tekanan akibat pengaruh pemanasan global. Sehingga air
memegang peranan penting dalam proses pembangunan berkelanjutan.
Sumber
:
http://rizqidiaz.blogspot.co.id/2012/05/definisi-air-dan-peranannya-dalam.html
http://news.liputan6.com/read/2229239/nawa-cita-dalam-perayaan-hari-air-dunia-2015
http://alamendah.org/2015/03/08/air-dan-pembangunan-berkelanjutan-hari-air-2015/
http://bangda.kemendagri.go.id/webbangda/index.php?page=56
http://www.artikelsiana.com/2014/10/upaya-penanggulangan-pencemaran-air-usaha.html#
http://news.detik.com/berita/3085497/ini-hasil-uji-lab-lipi-terkait-kasus-ribuan-ikan-yang-mati-di-pantai-ancol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar