Setiap asap adalah polutan udara, baik itu asap
dapur, rokok, apalagi asap kendaraan bermotor. Sebagaimana jenis polutan udara
lainnya asap rokok dan asap kendaraan ini juga memberikan kontribusi terhadap
peningkatan polusi udara.
Sekalipun memberikan kontribusi terhadap kotornya udara, baik asap rokok maupun asap kendaraaan bermotor, keduanya punya perbedaan yang sangat jelas, diantaranya jumlah presentase terhadap polusi udara dan jumlah kadar kandungan racun yang ada pada kedua asap ini.
Sekalipun memberikan kontribusi terhadap kotornya udara, baik asap rokok maupun asap kendaraaan bermotor, keduanya punya perbedaan yang sangat jelas, diantaranya jumlah presentase terhadap polusi udara dan jumlah kadar kandungan racun yang ada pada kedua asap ini.
Belakangan ini sebagian kecil masyarakat sangat
gencar mengampanyekan bahwa rokok merusak kesehatan konsumen rokok dan juga
orang yang ada didekat konsumen rokok tersebut. Mereka beranggapan bahwa rokok
telah membunuh jutaan manusia, baik aktif maupun pasif, sehingga memunculkan
beberapa pertanyaan, benarkah bahwa persoalan rokok adalah persoalan mendasar
bagi kesehatan manusia, khususnya warga kota besar seperti Jakarta dan
surabaya? Adakah faktor lain yang juga dapat dijadikan indikator perusak
kesehatan? Dan apa motif dibalik kampanye yang gencar dilakukan oleh kelompok
anti rokok?
Tulisan ini tidak bertujuan untuk menjawab
beberapa pertanyaan diatas, tapi tulisan bertujuan untuk mengkaji secara
sederhana membandingkan fenomena bahaya polutan udara yang diantaranya ada asap
rokok dan asap kendaraan bermotor.
Kita ambil kasus Jakarta. Jakarta merupakan salah
satu kota paling berpolusi di Indonesia. Oleh sebab itu tidak heran bila
sebagian warga Jakarta menjuluki Jakarta sebagai ‘Kota Polusi’. Julukan itu
bukan tanpa alas an, karena dari data yang dipublikasikan oleh PBB, Jakarta
adalah kota ketiga dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia setelah
Mexico dan Thailand. Dari data tersebut, membuktikan bahwa kota Jakarta memang
kota yang berpolusi. Tidak mengherankan bila setiap hari warga Jakarta bukan
lagi menghirup udara bersih, tapi udara kotor yang dihasilkan dari beberapa
sumber penyebab polutan udara tersebut.
Berdasarkan data terakhir dari BPLHD Provinsi
Jakarta, asap kendaraan bermotor adalah sumber terbesar yang memberikan
kontribusi terhadap polutan udara di Jakarta, yaitu mencapai ± 70%, sedangkan
asap rokok hanya memberikan kontribusi 0,01% (dengan asumsi 61,4 juta perokok
aktif seluruh Indonesia). Setiap tahun jumlah persentase ini akan terus
bertambah seiring bertambah penduduk Jakarta yang menggunakan kendaraan
bermotor. Tentunya yang perlu kita sadari adalah peningkatan jumlah kendaraan
bermotor telah melebihi jumlah penduduk Jakarta.
Dalam berbagai kajian yang dirilis oleh dunia
kesehatan, kandungan kedua asap ini menghasilkan senyawa yang kandungannya jauh
berbeda. Rokok dianggap menghasilkan senyawa Karbon Monoksida dan Tar. Karbon
monoksida adalah gas yang bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Tar; mengandung bahan kimia yang
beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker.
Sementara kadar racun yang dikandung dalam asap
kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2),
totalhidro karbon (THC), debu (TSP), oksida-oksida nitrogen (NOx) dan
oksida-oksida sulfur (Sox). Mari kita buka satu persatu. Karbondioksida
tergolong gas rumah kaca sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara
dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Asap kendaraan bermotor
juga mengandung Karbon Monoksida, yang dalam kajian kesehatan dapat
menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru.
Kemudian Oksida Belerang; apabila terhisap oleh pernapasan, akan bereaksi
dengan air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Lalu ada Oksida Nitrogen (NOx), yang
bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap kabut
atau smog. Smog menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan, serta
menurunkan kualitas materi.
Dalam kajian kesehatan, penyakit yang bisa timbul
dari asap kendaraan bermotor adalah bronchitis, emphysema pulmonum,
bronchopneumonia, cor pulmonale kronikum, kanker paru, penyakit jantung, kanker
lambung dan masih banyak penyakit yang lain sungguh mengerikan, bahkan
kematian. Parahnya setiap hari kita pasti menghirup asap kendaraan bermotor
dalam karar yang sangat banyak.
Dalam tulisan ini saya menjabarkan kajian
kesehatan, dan berusaha menyimpulkan seberpa jauh konsistensi dunia kesehatan
dalam melakukan kampanye kesehatan. Dari perbandingan di atas, Asap rokok dan
asap kendaraan bermotor punya kadar dan dampak yang jauh berbeda. Asap
kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang jauh lebih besar dari asap rokok.
Asap kendaraan juga menempati posisi paling besar sebagai penyebab terjadinya
dampak kesehatan. Asap kedaraan bermotor berkontribusi mencapai ± 70%,
sementara asap rokok hanya memberikan kontribusi 0,01% (dengan asumsi 61,4 juta
perokok aktif seluruh Indonesia). Secara kesehatan, asap kendaraan juga jauh
lebih basar. Belum lagi dampak lingkungan.
Meskipun asap kendaraan bermotor memberikan
dampak yang jauh lebih besar dari asap rokok, sayangnya tidak ada aktor-aktor
dunia kesehatan di Indonesia yang mengkampanyekan anti kendaraan bermotor.
Padahal mereka tahu bahwa asap kendaraan bermotor jauh lebih besar bahayanya.
Mereka juga tidak mengkampanyekan batasi kendaraan bermotor.
Kita harus memberikan solusi positif untuk
mengurangi jumlah polusi dari kedua asap tersebut. Solusi untuk asap rokok
adalah memberikan ruang merokok yang layak untuk para perokok dan memberikan
pendidikan mengenai etika merokok bagi perokok, sedangkan solusi untuk asap
kendaraan bermotor adalah kurangi jumlah pembelian kendaraan motor pribadi,
kenakan pajak yang tinggi untuk setiap kendaraan bermotor, sediakan angkutan
umum yang layak, aman, dan nyaman, serta batasi impor kendaraan. Dunia
kesehatan juga harus mamu membuka matanya, bahwa disamping asap rokok, ada asap
yang jauh lebih berbahaya bagi publik, yakni asap kendaraan bermotor
“Sebagai pencemaran udara, polusi dari emisi
gas buang kendaraan ternyata sama bahayanya bahkan lebih berbahaya dari
merokok. Dalam asap kendaraan bermotor terdapat sekitar 1.000 unsur beracun.
Gas buang dari kendaraan bermotor ini tidak hanya memicu penyakit fisik tapi
juga bisa memicu penyakit mental, yaitu sifat agresif dan gelisah.
Sumber :
Sekian Artikel Dari
Saya. . .
Soleh
Hakim Ansori
Y011-SOLEH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar