Rabu, 02 Desember 2015

Efek Gas Metana Bagi Pemanasan Global



       Gas Metana merupakan hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dan tidak berbau. Metana banyak tersimpan di alam. Kebanyakan metana yang tersimpan dalam bentuk metana beku.      Gas metana berasal dari alam seperti kutub-kutub, lautan, lapisan es permanen, permafrost,tanah-tanah yang gembur, serta berasal dari aktivitas manusia. 


Metana tersimpan di daerah kutub utara,kutub selatan dengan suhu dibawah 0oC. Menurut  para ilmuwan memperkirakan bahwa Antartika menyimpan kurang lebih 1500 miliar ton metana beku, dan gas ini dilepaskan sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring dengan semakin banyaknya bagian-bagian es di antartika yang runtuh. Di daerah laut dikedalaman 300 m dengan temperatur berkisar 0oC cenderung terletak di lepas pantai,  tidak terlalu dalam. Lautan Arktik mempunyai lebih banyak metana beku karena airnya yang lebih dingin sehingga metana beku di Arktik dapat ditemukan di kedalaman yang lebih dangkal karena air di sana lebih dingin dan dapat menyetabilkan hidrat-hidrat tersebut. Semakin dangkal lautannya maka semakin cepat panas dari pemanasan global dapat menjangkaunya daripada lautan di tempat lainnya. Selain itu pemanasan di daerah garis lintang yang tinggi jauh lebih besar. Kutub utara adalah tempat yang mempunyai metana beku terbanyak sedangkan di sana mendapatkan pengaruh pemanasan global yang paling besar. Daerah barat Siberia pun memiliki danau berlumpur yang beku oleh es abadi yang mengandung 70 miliar ton metana beku di dalamnya, dan danau ini pun sudah mulai melepas metananya.
        Banyaknya metana yang lepas dari dalam bumi menyebabakan dampak metana terhadap pemansan global jauh lebih besar dan lebih cepat. Dampak dari lepasnya metana ke udara membuat rusaknya ozon dan merusak kesehatan manusia terutama pernapasan akan terganggu apabila gas metana yang berada di dalam atmosfer mengurangi kadar oksigen dibawah 19,5%. Selain itu juga dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran tingkat tinggi apabila bercampur dengan udara.
      Dari beberapa data hingga dekade terakhir ini, sejak digulirkannya revolusi industri temperatur rata rata meningkat 0.3 derajat celcius. Peningkatan ini menyebabkan pencairan es di kutub, baik utara maupun selatan dan meningkatkan volume lautan hingga 10 sampai 25 cm. Bahkan diprediksi, tahun 2100 temperatur akan meningkat secara tajam hingga mencapai 6 derajat celcius. Tingginya temeperatur akan menimbulkan bencana seperti banjir.
       Selain itu juga metana yang dihasilkan akibat aktivitas manusia. Metana dari sektor industri pertambangan batu bara dan kilang minyak dan berasal dari pembakaran tanaman organik serta industri peternakan.. Namun metana dari industri peternakan merupakan penyumbang emisi terburuk dan terbesar dari aktivitas manusia seperti memakan daging dan meminum susu.
      Saat ini gas metana dalam efek rumah kaca merupakan gas kedua dan yang paling berbahaya dibandingkan karbon dioksida. Dalam selang periode tertentu setiap ton metana yang lepas sebanding dengan tujuh puluh dua ton gas karbon dioksida yang lepas ke udara. Setelah dua puluh tahun jika dihitung semua kontribusi jangka pendek dan merata-ratakannya untuk selang waktu 100 tahun untuk membuatnya sangat sedikit dibanding dengan yang seharusnya. Bila melihat pada laporan-laporan ini peneliti akan menyarankan bahwa gas itu kira-kira memiliki dampak 25 kali lebih besar dari karbon dioksida, dan ketika berada di atmosfer, gas itu memberi dampak 72 kali lebih besar dan membuat sebuah perbedaan yang besar.
    Banyak peneliti mengungkapakan bahwa cara cepat mengurangi kadar metana di atmosfer ialah salah satunya dengan berhenti mengonsunsi daging dan produk-produk olahan susu atau menjadi vegetarian. Padahal kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut merupakan sumber zat gizi yang sangat baik. Kolesterol yang terdapat dalam daging memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. secara umum, daging merupakan sumber mineral kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin B kompleks (niasin, riboflavin dan tiamin), vitamin A dan zat besi yang sangat tinggi.
       Pada industri peternakan dengan menambahkan minyak ikan pada hewan pemamah biak dapat mengurangi kadar metana yang dikeluarkan oleh hewan tersebut. Minyak ikan berpengaruh pada bakteri yang memproduksi gas metana dan hanya terdapat di usus hewan pemamah biak dan dapat mengurangi 21% gas metana. Dengan memberikan gizi yang berkualitas tinggi pada makanan ternak dapat menghasilkan emisi metana yang lebih sedikit.
      Dari sebuah penelitian Ekspedisi Laut Dalam, kerja sama antara Indonesia-Jepang dalam hal ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Japan Marine Science and Technology Centre (Jamstec) pada Oktober 2002 telah diketahui bahwa pada jarak sekitar 60 kilometer sebelah tenggara struktur tunggal itu ditemukan kerang pemakan gas metan yang disebut acharax. Ini memperkuat dugaan bahwa di daerah itu ada rembesan gas metan melalui patahan yang diduga akibat aktivitas Patahan Sumatera yang menerus ke Samudra Hindia, seperti terekam dalam bagan seismik.
        Peneliti lain juga menyatakan bahwa  pada sedimen laut terdapat mikroba anaerobik dari senyawa mangan dan besi dapat mengonversi metana menjadi karbondioksida dan kemudian menjadi karbonat di lautan dunia. Mikroba ini menggunakan sulfat sebagai sarana mengkonversi metana untuk mendapatkan energi yang terdapat dalam sediment laut.
     Dengan menggunakan bakteri dan jenis kerang pemakan gas metana dapat dikembangkan  untuk mengurangi metana yang berasal dari dalam lautan kemudian terlepas ke udara.
      Masih banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca selain menjadi vegetarian. Yaitu dengan mengurangi dampak dari bahayanya gas metana ialah menjadikan metana sebagai pengganti bahan bakar minyak menjadi bahan bakar fuel cell (teknologi produksi energi ber­bahan bakar hidrogen) yang pa­ling ramah lingkungan dengan menghasilkan limbah air murni. Selain itu  juga sampah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia juga termasuk penghasil metana yang dapat dijadikan sebagai biogas. Biogas sebagian besar mengandung gas metana dan karbon dioksida, dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida dan ammonia serta hydrogen dan nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
       Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana. Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi pada biogas. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : 1.Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida. Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid suatu senyawa yang lebih korosif. 2.Menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.
        Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan Badan Administrasi Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) juga menyebutkan bahwa dampak metana terhadap pemanasan global jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mereka melaporkan bahwa aerosol yang dikeluarkan karbon dioksida selama pembakaran bahan bakar fosil membuat efek pendinginan, jadi sebenarnya dapat menetralkan karbon dioksida dalam pemanasan iklim.

Sumber:

Tidak ada komentar: