Pengertian Global Warming
Global warming atau dikenal juga dengan pemanasan global merupakan hal yang sering diperbincangakan saat ini dan telah menjadi isu bersama diberbagai belahan dunia. Banyak orang yang sudah tidak asing lagi dengan adanya pemanasan global yang berdampak buruk bagi kehidupan, baik bagi manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan serta alam sekitar.
Secara sederhana yang dimaksud dengan global warming ialah naiknya suhu rata-rata diatas permukaan bumi baik didarat, laut, ataupun di udara sehingga suhu bumi semakin lama akan semakin panas.
Secara sederhana yang dimaksud dengan global warming ialah naiknya suhu rata-rata diatas permukaan bumi baik didarat, laut, ataupun di udara sehingga suhu bumi semakin lama akan semakin panas.
Dampak Global Warming
Banyak dampak yang sangat merugikan yang dihasilkan dan dirasakan oleh semua makhluk hidup di muka bumi karena adanya golbal warming atau pemanasan global yang semakin hari semakin meningkat. Adapun dampak-dampaknya bagi kehidupan antara lain:
- Suhu dipermukaan bumi semakin lama akan semakin ekstrim.
- Permukaan air laut diseluruh dunia akan meningkat.
- Intensitas terjadinya angin topan akan semakin meningkat.
- Banyak terjadi kekeringan dan kegagalan panen di seluruh dunia.
- Akan terjadi bencana kelaparan dan kekeringan dimuka bumi.
- Berbagai macam penyakit bermunculan akibat global warming.
- Terjadinya kepunahan beberapa species mahluk hidup.
Berikut
adalah factor-faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global atau yang
lebih dikenal global warming.
1. Efek Rumah kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi
tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara
lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
2. Bocornya lapisan ozon
Sebelum
energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu
oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan
telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang
terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah
satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro
Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan
pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
3. Pelepasan Gas Metan / CH4
Hasil
penelitian yang dilakukan baru baru ini di daerah Siberia , Arktik menunjukan
berjuta-juta ton gas rumah kaca metan dilepaskan. Daratan beku itu mulai
mencair dan karbon yang terkurung di dalamnya mulai bocor keluar dalam bentuk
karbon dioksida dan metana, gas rumah kaca yang mudah terbakar dan 72 kali
lebih kuat daripada CO2. Adapun konsentrasi gas metan di beberapa
tempat mencapai hingga 100 kali diatas normal. Pelepasan gas metan setelahnya
mencapai 0.5 megaton per tahun. Kemungkinan kenaikan gas metan di planet di
pengaruhi oleh oleh dua faktor yakni pelepasan gas metan dari dasar laut dan
terlepasnya gas metan dari tanah beku yang mencair.
4. Variasi Matahari
Variasi
matahri adalah pengaruh penyinaran matahari pada suatu tempat berbeda dengan
tempat yang lain.Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontribusi matahri
dalam pemanasan global mungkin telah diabaikan.Dua ilmuwan dari Duke University
mengemukakan bahwa matahari telah berkontribusi sekitar 45-50% terhadap rata
rata suhu bumi dalam rentang periode tahun 1900 – 2000 , dan 25 – 35% rentang
tahun 1980 – 2000.
5. Penebangan Hutan
Dengan
adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30 juta hektar, jelas
turut meperparah keadaan .Hutan yang selama ini menjadi pelindung bagi berbagai
jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya dapat membantu mengurangi
pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni
hutan amazon, yang hamper 70% wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam
rangka produksi hasil daging.Sedangkan di Indonesia itu sendiri, masalah
pembabatan hutan tersebut disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan
membuka perkebunan, keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau
hasil hutan yang jika dilakukan secara legal memerlukan baiya yang sangat tinggi.Hal
tersebut dipengaruhi karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
yang masih sangat rendah.
6. Gas Metana dari peternakan
Dari
hasil penelitian di sebutkan bahwa total emisi gas rumah kaca negara Argentina
30% nya berasal dari hewan . Para peneliti menemukan bahwa sumber gas metan
terbesar berasal dari sapi dan domba yang sengaja diternakan untuk diambil wol.
Pada suatu perhitungan ditemukan bahwa metan memiliki kekuatan 72 kali lebih
besar daripada CO2 selama lebih dari 20 tahun. Kenyatan ini sangat
mengejutkan, karena pada dasarnya, jumlah ini melebihi dari pembangkit listrik
tenaga batu bara. Terlebih lagi sapi sapi tersebut melepaskan 800 hingga 1000
liter gas setiap hari.
7. Gas metana dari pertanian
Gas
metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab
terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang
dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan.
8. Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan
Sumber
lain CO2 berasal dari alih fungsi lahan di mana ia bertanggung jawab
sebesar 17.4%. Pohon dan tanaman menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika
pohon atau tanaman membusuk atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka
simpan dilepaskan kembali ke atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan karbon
yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan itu tidak segera direboisasi, tanah
itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2.
9. Transportasi
Sumbangan
seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%.
Sektor transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan
kereta api. Dari total sumbangan 13,1% itu, sumbangan terbesar berasal dari
transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%),
transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).
10. Kerusakan hutan
Keberadaan
hutan sebagai paru-paru dunia memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah
pemanasan global. Hutan yang lebat dan subur bisa mengubah karbondoksida
menjadi O2 yang merupakan bagian penting dari hidupnya suatu mahluk.
Jadi tumbuhan memang sangat diperlukan. Tetapi dalam kondisi sekarang ini,
sebagian besar hutan di dunia telah rusak dan telah digantikan oleh kota-kota
dengan gedung yang megah.
11. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil
Ketergantungan
kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran
ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari
produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap
harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk
melakukan ini.
12. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk
transportasi
Sumber
polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi,
keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan
bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang
juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi
dengan usaha untuk mengurangi dampak.
13. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada
kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida
yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga
ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam
tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
Berikut
ini beberapa cara mencegah atau cara mengatasi global warming, diantaranya
seperti berikut ini:
- Jangan menebang hutan
sembarangan – Kita sudah mengetahui bahwa hutan merupakan penghasil
oksigen terbesar atau paru-paru dunia dan untuk mendaur ulang
karbondioksida., jika hutan banyak ditebangi sembarangan, lantas siapa
lagi yang akan mendaur ulang karbon dioksida dan yang menghasilkan kita
oksigen? jika oksigen semakin sedikit atau bahkan tidak ada maka bumi akan
dipenuhi dengan CO2, gas jenis ini bersifat akan menaikkan suhu bumi.
Makhluk hidup juga bernafas membutuhkan oksigen tanpa oksigen makhluk
hidup akan mati. Jadi jagalah hutan dan jangan menebang pohon sembarangan.
- Kurangi penggunaan kendaraan
bermotor – Gas CO2 semakin banyak akan mengakibatkan bumi semakin panas,
sedangkan kendaraan bermotor akan membuang hasil pembakaran yang berupa
gas CO2. Jika semakin sedikit kendaraan bermotor yang dioperasikan makan
akan semakin sedikit juga gas CO2 yang dihasilkan. Jadi kurangipenggunaaan
kendaraan bermotor dan pakailah secara bijak.
- Mengurangi atau jangan
menyalakan lampu di siang hari – Tanpa kita disadari ternyata lampu akan
membuat suhu menjadi panas, jika kamu tidak percaya coba saja dengan
menaruh telur ayam di dekat lampu selama beberapa hari dan lihatlah telur
ayam tersebut akan menetas. Jadi menyalakan lampu di siang hari jika tidak
diperlukan.
- Peningkatan Penggunaan atau
Usahakan menggunakan Transportasi Umum – Sebagian besar emisi CO2 berasal
dari pembakaran bahan bakar minyak. Hal ini berlaku di seluruh belahan
dunia, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama transportasi bagi
sebagian besar manusia di zaman ini. Dengan membangun lebih baik sistem
transportasi umum dan penggunaanya, dan mengurangi pemakaian kendaraan
pribadi, dapat mengurangi emisi gas, dan dapat mencegah pemanasan global.
- Penanaman atau menanam Pohon –
Penanaman pohon adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi emisi karbon
dioksida dan untuk mencagah atau mengatasi pemanasan global. Pohon akan
menyerap karbon dioksida dari atmosfer serta menghasilkan lingkungan yang
kaya akan oksigen dan akan mensejukan lingkungan. Makan-makanan vegetarian
juga akan membantu mengurangi pemanasan global. Jadi menanam pohon adalah
langkah yang sangat baik untuk mencegah dan mengatasi pemanasan global.
Berikut ini faktor penyebab terjadinya pemanasan
global:
1.
Polusi Karbondioksida dari pembangkit
listrik bahan bakar fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada
listrik dari pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya
pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari
polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat.
Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan
energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak
dari kita yang enggan untuk melakukan ini.
2.
Polusi Karbondioksida dari pembakaran
bensin untuk transportasi
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari
mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta
bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring
dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua
peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.
3.
Gas Metana dari peternakan dan pertanian.
Gas metana menempati urutan kedua setelah
karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat
bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan
oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan
ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan
peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
4.
Aktivitas penebangan pohon
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai
bahan baku membuat jumlah pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai
tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan
perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai
paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida
yang terlepas di atmosfer bumi.
5.
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20,
penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk
kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida
sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air
minum kita.
Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh
terjadinya pemanasan global:
1.
Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia
Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air
laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan
Greenland. Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari
kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu
Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.
2.
Peningkatan intensitas terjadinya badai
Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin
meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa
pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan
temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan
kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya badai kuat.
3.
Menurunnya produksi pertanian akibat gagal
panen
Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh
dunia akan mengalami bencana kelaparan karena faktor menurunnya produksi pangan
pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan global yang
memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.
4.
Makhluk hidup terancam kepunahan
Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di
Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan suhu dapat menyebakan terjadinya
kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang keragaman spesies
bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar