Jumat, 08 Januari 2016
Manusia dan Lingkungan
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait
serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbale
balik baik itu positif maupun negatif.
Label:
Artikel Peserta,
Tugas Modul 8,
Z019-ANJAR
AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
Manajemen Lingkungan
Dalam
tiga dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan cara pandang dunia dalam
melihat masalah lingkungan.
Polusi Udara
Polusi adalah keadaan dimana suatu zat hadir dengan kapasitas berlebih kepada suatu lingkungan, sehingga mempengaruhi kehidupan makhluk yang terdapat pada lingkungan tersebut.
Kamis, 07 Januari 2016
AMDAL
Berdasarkan
pasal 16 Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup yang meneybutkan bahwa setiap rencana yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan atau disingkat AMDAL yang
pelaksanaannya diatur dengan pereaturan pemerintah.
Manajemen Lingkungan
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini,
kebutuhan manusia juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh
keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun
semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.
Polusi Udara
Polusi udara
Udara
pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan
merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya.
Label:
Artikel Peserta,
TUGAS MODUL 12,
Z033-CATUR
artikel pencemaran air
Pencemaran air
adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan
salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Pencemaran air
merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber
air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab
terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit,[1][2] dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang
setiap harinya[2].
Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000
anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari[3].
Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu[4],
dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman[5].
Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang,
negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam
laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45%
dari mil sungai dinilai, 47% dari danau hektare dinilai, dan 32% dari teluk
dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar[6].
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
·
Sampah organik
seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah
terhadap seluruh ekosistem.
·
Seperti limbah
pabrik yg mengalir ke sungai seperti di Sungai Citarum
·
Pencemaran air oleh
sampah
·
Penggunaan bahan
peledak untuk menangkap ikan
Akibat pencemaran air
·
Dapat menyebabkan
banjir
·
Merusak ekosistem
sungai
·
Kekurangan sumber
air
·
Dapat membuat
sumber penyakit
Pemanasan Global
Pemanasan global
Berikut pengertian
dari sebuah chlorofluorocarbon (CFC) adalah senyawa organik yang mengandung karbonhanya,
klorin, danfluorin, diproduksi sebagai turunan volatile metana, etana, dan propana.
artikel kebutuhan dasar manusia
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA
Kebutuhan dasar
manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan
keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan.
Manusia dan Lingkungan Hidup
Pelestarian Lingkungan Hidup
Dunia beserta isinya merupakan tempat hidup makhluk dari semua jenis.Artinya,
secara naluri mereka akan berupaya dengan segala cara untuk mempertahankan eksistensi guna meneruskan generasinya.
Akan-tetapi, bumi sebagai sumber kehidupan tak selamanya bisa memberikan produktifitas terbaik. Akan
tiba suatu saat dimana laut,
darat serta udara mengalami penurunan baik dari segi fungsi maupun manfaat.Selain usia
yang memang telah lanjut dengan segala aktifitas alaminya,
adalah manusia sebagai makhluk paling beradab yang
mana dalam tingkah-lakunya justru menjadi penyebab utama kerusakan hingga menimbulkan polemik tak berkesudahan
di mukabumi ini. Rasa ingin memiliki,
rakus serta sifat egois menjadi pemicu berbagai masalahlingkungan yang
dewasa ini mendera masyarakat dunia. Pencemaran adalah salah-satu isu yang paling
santer dibicarakan dengan implikasinya yang luar biasa.
Artikel ini juga ingin menjelaskan makna dari contoh arti lingkungan hidup.Artilingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan benda termasuk juga alam serta semua makhluk hidup
yang saling berinteraksi di dalamnya. Dari
pengertian ini dapat kita ambil manfaat bahwa manusia menjadi pihak yang
bertanggung-jawabserta memegang peranan atas kelestarian lingkungan di
sekitarnya.Hal tersebut dapat di capaidengan menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.Berikut ini adalah beberapa analisa yang
penting untuk kita ketahui bersama.
Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup
Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup
A.
Faktor Alamiah
Bencana alam menjadi pemicu rusaknya lingkungan hidup
yang tak terelakkan. Indonesia sendiri kerap mengalam ibencana seperti banjir,
tanah longsor, kebakaran hutan, angin yang merusak (topan/putingbeliung),
gunung meletus, gempa bumiserta tsunami.Kejadian-kejadian ini merupakan fenomena alam
yang kehadirannya sering tak terduga.
B.
FaktorKesengajaan (ulahmanusia)
Seperti
yang terjadi pada wilayah lain, rusaknya lingkungan hidup di Indonesia
adakalanya merupakan ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab.
Manusia dengan segala kelebihannya dari makhluk lain senantiasa berkembang dari pola kehidupan
yang sederhana melangkah maju ketahap modern.
Dengan dalih peningkatan tara fhidup tersebut, manusia sering mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek keseimbangan. Akibatnya terjadi penurunan fungsi alam sebagai penyangga utama kehidupan.
Usaha
atau Cara untukPelestarianLingkunganHidup
Menghentikan kegiatan ekspliotasi alam
yang berlebihan
Penerapan hukum
yang kuat serta tidak memihak kepada golongan tertentu
Memberi pengertian kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian tanah,
air serta udara
Pengelolaan sampah serta limbah
yang baik dan benar
Penanaman kembal ihutan
yang telah gundul (reboisasi)
Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan di
semua sektor
Itulah tadi beberapa ulasan
yang coba kami angkat dalam artikel ini. Akhirnya,
kita harus kembalikan kepada semua elemen terkai tutamanya yang mempunya iwewenang di
bidangnya agar dapat mengambil kebijakan terbaik. Sebagai masyarakat di
tingkat bawah, tentu kita harus berpartisipasi untuk mendukung semua program yang
telah di canangkan. Mari
mulai perubahan ini dari diri kita pribadi serta dari hal-hal terkecil di sekitar kita.
Sumber:
Label:
Artikel Peserta,
Tugas Modul 8,
Z033-CATUR
Rabu, 06 Januari 2016
TEKNIK PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
TEKNIK PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
Prinsip Pengujian
Mengingat kriteria dan teknik pengujian ini akan digunakan oleh berbagai
kalangan secara meluas, maka kriteria dan teknik uji yang dihasilkan dalam
studi ini harus memenuhi beberapa prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Praktis Mengingat banyak pihak yang telah
mengetahui AMDAL dan pernah mengikuti Kursus AMDAL, maka Pedoman ini disusun
dengan sangat mempertimbangkan unsur kepraktisan untuk para penggunanya
(kalangan pakar, akademisi, aparatur pemerintah, konsultan, kalangan LSM dan
masyarakat).
2) Prinsip Logis dan Sistematis Mengingat dokumen AMDAL pada
dasarnya disusun menurut kaedahkaedah ilmiah, maka kriteria dan teknik uji yang
dimuat dalam panduan ini dikembangkan berdasarkan prinsip logis dan sistematis.
Dua prinsip yang digunakan sebagai fondasi kaedah keilmuan.
3) Prinsip Akuntabel Mengingat hasil penilaian dokumen AMDAL
harus dapat dipertanggungjawabkan dihadapan publik, maka akuntabilitas menjadi
prinsip penting yang dikembangkan dalam panduan penilaian ini. Siapapun yang
menggunakan panduan ini akan dapat mempertanggungkan hasil penilaiannya karena
Panduan ini dikembangkan secara praktis, logis dan sistematis
Kriteria dan Teknik
Penilaian Melalui metode historis empiris yang telah diutarakan dan hasil
review terhadap berbagai dokumen AMDAL yang telah disetujui serta arsip-arsip
notulensi Sidang Komisi Penilai AMDAL, Tim studi pada akhirnya dapat merumuskan
seperangkat kriteria uji untuk penilaian dokumen AMDAL (KA, ANDAL, RKL dan RPL)
yang bersifat praktis, logis-sistematis dan dapat dipertanggung-jawabkan
(akuntabel), yaitu:
1. Uji Administratif
2. Uji Fase Kegiatan Proyek
3. Uji Mutu
3.1. Uji Mutu Aspek Konsistensi
3.2. Uji Mutu Aspek Keharusan
3.3. Uji Mutu Aspek Relevansi
3.4. Uji Mutu Aspek Kedalaman
Enam kriteria uji tersebut pada dasarnya terkelompok atas
tiga aspek, yakni Uji Administratif, Uji Fase Kegiatan Proyek dan Uji Mutu. Uji
Mutu, yang terdiri atas 4 macam uji, merupakan pilar utama penilaian dokumen
AMDAL.
Persyaratan Pengguna Ada
beberapa hal persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pengguna agar Pedoman
penilaian dokumen AMDAL ini dapat berdaya-guna tinggi, yakni:
1) Penilai dokumen AMDAL telah memahami dan menguasai
konsep-konsep penting dalam penyusunan AMDAL,
2) Penilai dokumen
AMDAL memahami benar maksud-maksud yang terkandung di dalam setiap kriteria
penilaian dokumen AMDAL,
3) Proses penilaian dilakukan secara berjenjang, dimulai
dari Uji Administratif lalu ke Uji Fase Kegiatan Proyek dan kemudian secara
berurutan ke Uji Mutu Aspek Konsistensi, Keharusan, Relevansi dan terakhir Uji
Kedalaman.
4) Jenjang penilaian yang tertinggi, yakni Uji Relevansi dan
Uji Kedalaman, harus dilakukan oleh Penilai yang berkompeten di bidang keilmuantertentu
dan/atau yang telah berpengalaman dalam penilaian/penyusunan AMDAL.
5) Setiap hasil penilaian harus direkam atau
didokumentasikan dengan rapi, mudah ditelusuri dan terlindung dari kerusakan
atau hilang.
Uji Administratif
Bahan Uji
Landasan Hukum • Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 2
Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL (khususnya Bab II-A dan Bab
III-A tentang kelengkapan administrasi). • Keputusan Kepala Bapedal No. 9 Tahun
2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
Prosedur Uji
1. Periksa apakah dokumen KA telah dilengkapi dengan
persyaratan administrasi, antara lain:
a. Dokumen perijinan yang diperlukan sesuai dengan rencana
usaha/kegiatan.
b. Surat keputusan atau dokumen-dokumen lain yang
dipersyaratkan untuk izin lokasi sesuai dengan peruntukannya. c. Peta-peta
terkait, seperti antara lain: peta tata ruang, tata guna tanah, peta wilayah
studi, peta rencana lokasi, peta geologi, peta topografi, dan lain-lain.
Uji Fase Kegiatan Proyek
AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan suatu rencana
usaha/kegiatan (ayat 1 Pasal 2 PP No. 27 Tahun 1999). Implikasi dari ketentuan
ini adalah, AMDAL harus dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan atas kelayakan alternatif rencana usaha atau kegiatan (proyek) dari
sudut lingkungan.
• AMDAL yang disusun pada saat studi kelayakan membawa
implikasi penting: pengambilan keputusan dilakukan dengan menilai alternatif
kegiatan/usaha (alternatif lokasi atau alternatif teknologi atau alternatif
bahan baku) yang paling layak dari segi lingkungan hidup.
• Beberapa manfaat dilakukannya studi AMDAL pada tahap studi
kelayakan: Pencegahan dampak lingkungan
dapat dilakukan dengan lebih efektif, Ruang
pengambilan keputusan untuk menolak atau menyetujui suatu alternatif rencana
usaha/kegiatan dari segi lingkungan, masih lebar atau masih fleksibel.
• Lokasi usaha/kegiatan harus sesuai dengan Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah (RUTRW) atau kebijakan lainnya yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kota, atau Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Propinsi.
Prosedur Uji
1. Periksa pada Bab Rencana Usaha/Kegiatan dari dokumen KA
dan ANDAL, apakah proyek tengah berada pada tahap studi kelayakan atau tidak.
Sebagai indikasi bahwa proyek tengah berada pada tahap studi kelayakan adalah:
a. Pada Bab Rencana Usaha/Kegiatan dipaparkan alternatif kegiatan proyek yang
berupa:
• Alternatif lokasi proyek (misal alternatif lokasi
kegiatan, atau alternatif jalur pipa, atau alternatif jalan penghubung, atau
alternatif lokasi fasilitas pendukung kegiatan), dan/atau
• Alternatif teknologi proses yang digunakan, atau
alternatif kapasitas produksi, dan/atau
• Alternatif bahan baku yang digunakan, atau alternatif lain
dari rencana usaha/kegiatan yang akan dilakukan. b. Pada Bab Rencana
Usaha/Kegiatan alternatif-alternatif tersebut disajikan dalam bentuk
uraian/deskripsi, dan/atau dengan dukungan tabel, atau peta atau diagram.
.Apabila pada Bab Rencana Usaha/Kegiatan sama sekali tidak
ditemukan data atau informasi yang menunjukkan alternatif rencana
usaha/kegiatan, maka verifikasikan temuan ini langsung kepada Pemrakarsa
proyek. a. Bila Pemrakarsa menyatakan bahwa proyek tengah berada pada fase
studi kelayakan, maka minta kepada yang bersangkutan agar melengkapi Bab
Rencana Usaha/Kegiatan dengan alternatif rencana usaha/kegiatan sebagaimana
dikandung maksud pada butir penilaian 1. di atas. b. Bila Pemrakarsa menyatakan
bahwa proyek telah melewati fase studi kelayakan (fase desain rinci atau fase
konstruksi atau bahkan fase operasi), maka minta kepada yang bersangkutan agar
posisi pembangunan proyek pada saat penyusunan AMDAL dicantumkan pada Bab
Rencana Usaha/Kegiatan.
Periksa pula pada Bab Rencana Usaha/Kegiatan, apakah proyek
telah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukan tata ruang wilayah
setempat. Bila kegiatan proyek ternyata berada di kawasan lindung, maka minta
kepada Pemrakarsa proyek untuk mengubah lokasi kegiatan proyek agar sesuai
dengan tata ruang yang digariskan.
Uji Mutu: Aspek Konsistensi
• Dokumen AMDAL merupakan dokumen ilmiah, sehingga harus
memenuhi kaedah-kaedah logis dan sistematis.
• Harus ada konsistensi dalam hal komponen atau parameter
dampak penting lingkungan yang ditelaah dalam dokumen KA, ANDAL, RKL dan RPL.
Prosedur Uji
Uji Konsistensi berikut ini terutama ditujukan
untuk menilai mutu dokumen ANDAL. Ada dua jenis konsistensi yang dinilai.
Pertama, konsistensi isi kajian antara dokumen ANDAL dan KA. Kedua, konsistensi
isi kajian antar Bab dalam dokumen ANDAL
1. Bandingkan komponen dampak
penting yang tercantum di dalam dokumen KA dengan yang tercantum di dalam
dokumen ANDAL.
2. Bandingkan komponen dampak penting yang
tercantum di dalam Bab Prakiraan Dampak dan Bab Evaluasi Dampak dari dokumen
ANDAL. Uji konsistensi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Ambil dokumen KA yang telah
disetujui dan bandingkan dengan dokumen ANDAL yang tengah saudara nilai dalam
hal komponen dampak penting yang ditelaah, dengan cara:
2) Buat format penilaian konsistensi
3) Pada kolom 1 Tabel, cantumkan
daftar komponen atau parameter lingkungan hidup yang menurut hasil pelingkupan
diidentifikasi berpotensi terkena dampak penting. Daftar komponen
Uji Mutu: Aspek Keharusan
Prosedur Uji
1. Periksa apakah pelingkupan
dampak penting --yang hasilnya tercantum dalam Bab Ruang Lingkup Studi dokumen
KA-- telah dilakukan melalui proses konsultansi publik sebagaimana diwajibkan
oleh Kepka Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. Catatan: Buka Lampiran dokumen KA,
telusuri apakah terdapat notulen dan daftar hadir pertemuan dengan masyarakat
sekitar rencana kegiatan sebagai salah satu bukti dilakukannya konsultansi
publik oleh pemrakarsa kegiatan.
2. Periksa pada Bab Ruang Lingkup
Studi dokumen KA, apakah pelingkupan telah dilakukan melalui proses
identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial dan pemusatan dampak
penting sebagaimana diamanatkan dalam Kepka Bapedal No. 09 Tahun 2000 tentang
Pedoman Penyusunan AMDAL, Lampiran 1. a. Identifikasi dampak potensial:
mengidentifikasi berbagai komponen atau parameter lingkungan yang berpotensi
terkena dampak lingkungan akibat adanya rencana usaha/kegiatan, terlepas apakah
dampak tersebut berukuran besar atau kecil, positif atau negatif, mendasar atau
tidak. b. Evaluasi dampak potensial: melakukan seleksi dan menetapkan mana
diantara komponen dampak lingkungan dari hasil butir 1a. di atas yang berpotensi
terkena dampak penting lingkungan. Atau dengan kata lain, menetapkan komponen
dampak penting hipotetik. Komponen dampak penting hipotetik inilah yang harus
ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. c. Pemusatan dampak penting
(focusing): merumuskan isu-isu pokok lingkungan yang akan timbul sebagai akibat
adanya kegiatan proyek. Isu pokok ini diperoleh sebagai hasil agregasi atau
pengelompokan atas beberapa komponen dampak penting lingkungan yang telah
diidentifikasi pada butir b. di atas.
Uji Mutu: Aspek Relevansi
Prosedur Uji
1. Periksa pada Bab Evaluasi
Dampak Penting dalam dokumen ANDAL, apakah hasil evaluasi memuat arahan dampak
lingkungan penting yang harus dikelola.
2. Periksa pada dokumen RKL,
apakah program pengelolaan lingkungan yang dimuat dalam Bab Rencana Pengelolaan
Lingkungan.
Uji Mutu: Aspek Kedalaman
Bahan Uji
Landasan Hukum
• KepMen LH No. 2/2000
tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL
• KepKa Bapedal No.
9/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL
• Kepka Bapedal No.
056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Prosedur Uji
1. Periksa apakah di dalam penyusunan ANDAL digunakan metode
yang sahih untuk:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data (untuk keperluan Bab
Rona Lingkungan Hidup, ANDAL).
b. Memprakirakan besar dampak yang akan timbul (untuk
keperluan Bab Prakiraan Dampak, ANDAL) Catatan: Untuk diketahui, pemeriksaan
terhadap kesahihan metode-metode tersebut harus dilakukan oleh personil yang
mempunyai kompetensi di bidang tersebut. Dokumen ANDAL dengan demikian perlu
diperbaiki, bila salah satu kondisi di bawah ini terjadi:
a. Metode yang digunakan untuk pengumpulan dan analisis data
komponen lingkungan tertentu ternyata tidak sahih.
b. Metode yang digunakan untuk prakiraan besar dampak
komponen lingkungan tertentu ternyata tidak sahih.
2. Periksa apakah dalam Bab Evaluasi Dampak Lingkungan,
ANDAL, digunakan metode yang sahih untuk keperluan evaluasi dampak lingkungan
secara holistik. Untuk proyek yang tengah berada pada studi kelayakan,
sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku, maka periksa
sejauh mana digunakan metode yang sahih untuk mengevaluasi alternatif kegiatan
yang paling layak dari segi lingkungan. Dokumen ANDAL dengan demikian perlu
diperbaiki, bila metode evaluasi dampak lingkungan yang digunakan ternyata
tidak sahih atau tidak dapat diterima secara ilmiah.
Label:
Artikel Peserta,
Tugas Modul 14,
Z028-FAISAL
Akibat Pemanasan Global
Perubahan cuaca dan lautan dapat
mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat
stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit,
dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Label:
Artikel Peserta,
Tugas Modul 10,
Z013-SUTRISNO
Kebutuhan Manusia Menurut Intensitas Kegunaan
Kebutuhan
Manusia Menurut Intensitas Kegunaan atau Menurut Tingkatannya
Berdasarkan intensitas kegunaannya,
kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
1)
Kebutuhan
Primer
Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang dan papan). Agar tetap hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian yang layak, dan mempunyai tempat tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, dan pengaruh udara. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.
Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang dan papan). Agar tetap hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian yang layak, dan mempunyai tempat tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, dan pengaruh udara. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.
Seperti halnya dalam kebudayaan
nasional, kebutuhan ini sangatlah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia
karena kebutuhan primer ini merupakan kebutuhan awal yang paling mendasar dalam
menjamin kehidupan manusia.
2)
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan
sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua
kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder
sifatnya menunjang kebutuhan primer. Kebutuhan sekunder antara lain radio, televisi, meja dan
kursi, tempat tidur, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial yang
berbudaya mempunyai kebutuhan yang berkembang seiring dengan tuntutan kepuasan
yang diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak begitu penting untuk
diwujudkan, karena tanpa pemenuhan kebutuhan inipun manusia dapat tetap hidup.
3)
Kebutuhan
Tersier
Kebutuhan
tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan
berlebihan yang timbul setelah
terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Kebutuhan tersier atau kebutuhan
akan barang mewah antara lain villa, mobil mewah/kapal pesiar dan kebutuhan
mewah lainnya. Kebutuhan tersier timbul setelah kebutuhan primer dan kebutuhan
sekunder terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada dasarnya berkenaan
dengan status seseorang, agar lebih dihargai oleh orang lain dan lebih terpandang.
Budaya
orang kaya atau orang yang memiliki banyak harta biasanya mereka memenuhi
kebutuhan tersiernya dengan barang-barang mewah, sehingga dengan terbelinya
barang mewah tersebut mereka akan terlihat dan diketahui orang banyak bahwa
mereka adalah orang kaya dan terpandang.
Batas antara kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier untuk masing-masing orang tidaklah sama. Hal ini berhubungan dengan
kedudukan dan status ekonomi orang tersebut di tengah masyarakat. Kemungkinan
bagi orang tertentu, kebutuhan sekunder akan menjadi kebutuhan tersier untuk
orang yang lain. Misalnya TV berwarna bagi golongan berpenghasilan tinggi
merupakan kebutuhan sekunder, sedangkan bagi mereka yang penghasilannya rendah
merupakan kebutuhan tersier.
Label:
Artikel Peserta,
tugas modul 9,
Z009-Ravinaldy
Langganan:
Postingan (Atom)