Kamis, 26 November 2015

Go Green dan Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca atau Green houses efect merupakan salah satu penyebab terjadinya fenomena pemanasan global atau Global Warming.
Efek rumah kaca atau green houses effect adalah Terperangkapnya sebagian panas di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi, sehingga panas dari gelombang radiasi tersebut tersimpan di permukaan bumi yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata tahunan bumi.
Dalam keadaan normal, Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh penghuni bumi. Karena tanpa adanya efek rumah kaca, suhu permukaan bumi akan sangat dingin. Suhu rata-rata planet bumi sudah meningkat sekitar 33°C menjadi 15°C dari suhu awal yang -18°C. Jika tidak ada efek rumah kaca ini maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es, namun jika berlebihan maka akan menyebabkan pemanasan global.
Tiga faktor utama penyebab tingginya emisi gas rumah kaca, yakni kerusakan hutan dan lahan, penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan dan pembuangan limbah.
Efek rumah kaca juga disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya .Kondisi atmosfer kita saat ini ibaratnya seperti keranjang sampah raksasa, yang berfungsi sebagai wadah dari bermacam-macam gas yang dimuntahkan dari bumi. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin tingginya laju pemusnahan vegetasi/pohon oleh manusia, seperti pembalakan hutan yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya pemulihan dan pelestarian, sehingga diluar kemampuan alam untuk menetralisir & mendaur ulang kembali gas-gas tersebut.
Dengan kondisi atmosfer kita yang demikian, Lantas hal-hal apa kiranya yang dapat kita lakukan dalam upaya mengantisipasi atau minimal memperlambat fenomena pemanasan global tersebut sehingga tidak semakin parah?
Saat ini telah tumbuh kesadaran masyarakat khususnya di Negara-negara maju untuk mengadakan perubahan terhadap pola pikir dan gaya hidup (Life Style) yang sudah bernuansa lingkungan. Pola hidup mereka sudah mulai lagi berpaling ke alam (Back to Nature).
Hal ini adalah wujud kepedulian, partisipasi dan tanggungjawab serta rasa keprihatinan yang mendalam dalam merespon perubahan lingkungan yang terjadi seperti halnya pemanasan global tersebut. Kita sering mendengar istilah green consumer, green product, green building, green office (eco-office), green hospital, green campus, green market, green port, green citizen, green festival, sampai pada green lifestyle, dimana kesemuanya itu bermuara kepada adanya upaya-upaya manusia dalam melestarikan lingkungan dan penghematan sumberdaya alam sekaligus upaya-upaya untuk mengurangi pemanasan global.
Hal tersebut mendorong terciptanya gerakan Go Green yang memiliki Jargon Let’s save our Planet  yang mengajak seluruh umat manusia untuk berperan aktif menyelamatkan alam. Gerakan Go Green tidak hanya sekadar gerakan moral, tetapi juga sebentuk gerakan aksi yang bersifat taktis dan strategis. Maksudnya, Go Green memberikan solusi berupa tindakan konkrit agar fenomena pemanasan global dapat diantisipasi. Termasuk membuat lingkungan alam kembali nyaman dan sehat bagi kehidupan manusia.

Go Green sebagai suatu gerakan, memiliki 5 konsep/prinsip yang dikenal dengan istilah 5 R, yaitu:
 1. Reduce/pengurangan
meminimalisir volume sampah dari sisa-sisa barang yang digunakan, terutama barang-barang yang tidak bisa didaur ulang.
 2. Reuse/penggunaan kembali
Upaya untuk menggunakan kembali barang-barang yang bisa dipakai lebih dari satu kali.
3. Recycle/daur ulang
Upaya mendaur ulang atau mengolah kembali sampah-sampah yang ada seperti mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.
 4. Replace/penggantian
Upaya memakai barang alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan bisa digunakan kembali seperti menggunakan kain sebagai tas belanja daripada menggunakan plastik, menggunakan sepeda atau berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor,
5.Replant/penanaman kembali
Konsep ini mungkin yang paling identik dengan gerakan Go Green. Replant merupakan kegiatan penanaman kembali pepohonan (reboisasi), atau tindakan menanam pohon di lingkungan tempat tinggal. Contoh, upaya reboisasi hutan mangrove untuk mengurangi dampak dari pemanasan global.

Dalam islampun ditegaskan akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Allah SWT telah mengingatkan manusia untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang merusak lingkungan. Konsep Go Green bukan hal baru dalam Islam. Sebaliknya, Islam menyuruh umatnya agar peduli terhadap lingkungannya.
 Beberapa kutipan ayat Al Quran dan Hadist nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan kepedulian terhadap alam sekitarnya

“Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. al-Baqarah [2]:11).

“… Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS. al-Baqarah [2]: 60).

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS. al-Baqarah [2]: 205).

“... Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.” (QS. al-Maidah [5]: 32)

“… Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. al-Maidah [5]: 64).

”... Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. al-Qashash [28]: 77).

“Telah nampak kerusakan di bumi akibat ulah manusia…” (QS. Ar-Rum [30]: 41).

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” (HR. al-Bukhoriy dalam Kitab al-Muzaro'ah, dan Muslim dalam Kitab al-Musaqoh).

“Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, ‘Iman itu ada 70 atau 60 cabang, maka cabang yang paling utama adalah ucapan laa ilaha illallaahu (tidak ada tuhan selain Allah), dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Sementara rasa malu itu salah satu cabang dari iman.” (HR.Muslim).

“Dari Mu’aadz bin Jabal, ia berkata, ‘Telah bersabda Rasulullah: ‘Berhati-hatilah kalian terhadap tiga hal yang dapat mendatangkan laknat: buang hajat di mawaarid (jalan/saluran air), di tengah jalan, dan di tempat berteduh manusia.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud).

Firman Allah dan hadist Nabi ini hendaknya membuat kita semakin menyadari bahwa gerakan Go Green bagi seorang muslim tidak hanya bernilai duniawi (sebentuk kepedulian), tapi juga sarat kandungan ukhrawi. Peduli terhadap lingkungan adalah ibadah kita kepada Allah SWT. Go Green pun dapat menjadi salah satu jalan kita untuk menggapai surga-Nya. Insya Allah. 

Daftar Referensi :




Tidak ada komentar: